Kisah Pilu Wanita dan Waluh Kukus, Terpaksa Makan Satu Ember Penuh Agar Tak Kecewakan Ibu

Selasa, 20 Juli 2021 | 13:56 WIB
Kisah Pilu Wanita dan Waluh Kukus, Terpaksa Makan Satu Ember Penuh Agar Tak Kecewakan Ibu
Buah labu punya banyak manfaat tersembunyi. (Shutterstock)

Suara.com - Seorang wanita menceritakan kenangan pilunya mengenai waluh kukus atau labu kukus.

Kisah yang ia bagikan melalui sebuah thread Twitter itu sukse membuat puuhan ribu hati pengguna Twitter tersentuh.

Trauma waluh kukus

Pemilik akun @ainayed menceritakan kisah traumatisnya mengenai waluh atau labu.

Di awal cerita dalam thread yang ia buat, dia mengatakan bahwa ia selalu menangis ketika mengingat tentang waluh kukus.

Dirinya mengatakan, ketika masih kecil ia menjalani kehidupannya yang tergolong kekurangan secara finansial.

Sang ibu sebagai orang tua tunggal bekerja menjadi buruh apa pun agar mendapatkan upah.

Upah yang diterima oleh ibunya tergantung dengan jenis pekerjaan yang diterimanya.

Seringkali ia dibayar dengan uang. Namun, terkadang sang ibu juga dibayar dengan bahan makanan.

Masak Waluh untuk orang di Masjid

Baca Juga: Viral Pandemi Membuat Satu Keluarga Diusir dari Kontrakan, Kini Tidur di Jalanan

Suatu hari, sang ibu mendapatkan pekerjaan dengan membantu orang yang sedang memanen waluh atau labu. Sebagai upah, ibu dari pemilik akun tersebut diberikan dua buah waluh.

Waluh tersebut masih berwarna hijau sehingga dibiarkan oleh sang ibu hingga matang dan berubah warna menjadi oranye.

“Alhamdulillah punya waluh. Bisa untuk nyumbang takjil orang tadarus. Sedih, ndak pernah kasih apa-apa untuk orang ngaji," twitnya mengenang perkataan ibunya.

Sang ibu merasa bahagia karena setelah sekian lama ia dapat memberikan hidangan makanan untuk orang-orang yang yang mengaji di masjid. Sebelumnya, ia bahkan tidak memiliki uang untuk membeli bahan makanan.

Waluh tersebut akhirnya disimpan selama dua bulan sampai matang. Seusai matang, labu tersebut dibuat menjadi makanan labu kukus.

Awalnya, sang ibu ingin memasak kolak, namun ia tidak memiliki biaya untuk membeli bahan-bahannya seperti kelapa dan gula.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI