Pemerintah AS sendiri telah mengalokasikan dana USD 3,3 miliar (Rp 46,2 triliun) dalam rancangan anggaran untuk mendukung pasukan keamanan Afganistan tahun depan.
"Kami melatih dan melengkapi lebih dari 300.000 pasukan Afganistan dengan peralatan modern selama dua dekade," ungkap Biden. Ribuan penduduk Afganistan kabur Ribuan penduduk Afghanistan pun melarikan diri dari kota-kota di utara yang telah direbut Taliban.
Dilaporkan, gadis-gadis di kota-kota tersebut diculik untuk dijadikan pengantin anggota Taliban, sementara para pemuda dipaksa untuk ikut pertempuran.
"Tiga hari yang lalu, Taliban membunuh seorang tukang cukur, karena mereka mengira dia bekerja untuk pemerintah. Tapi dia hanyalah seorang tukang cukur," kata Mirwais Khan Amiri (22) yang kabur dari Kota Kunduz kepada AFP.
"Mereka membunuh orang-orang yang bekerja di pemerintahan, bahkan walaupun mereka telah berhenti empat hingga lima tahun yang lalu."
Strategi Taliban tampaknya adalah menguasai kota-kota di utara dan perbatasan di barat dan selatan Afganistan, sebelum akhirnya mendekat ke ibu kota negara, Kabul.
Taliban sempat menguasai Afganistan dari tahun 1966 hingga serangan 11 September 2001 di AS, yang membuat AS memimpin invasi di negara tersebut.
Sementara itu, Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengatakan, dia tengah mencari bantuan dari pasukan milisi daerah setempat alias para "komandan perang" etnis dan golongan, untuk menghalau pergerakan Taliban.
Dia mengimbau agar mereka membela "demokrasi Afganistan." Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB mengatakan pada Selasa (10/08) hampir dari 360.000 orang telah tergusur dan mengungsi akibat pertempuran di Afgnaistan sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Afghanistan Kembali Kacau Setelah AS Tarik Pasukan, Warga Sipil Dihantui Ketakutan
Kelompok Taliban dengan cepat mulai menguasai wilayah Afganistan pada awal bulan Mei silam, ketika pasukan asing secara bertahap mulai pergi meninggalkan negara itu.