Pemerintah Afghanistan di Ambang Runtuh, Taliban Bisa Rebut Ibu Kota Kabul Dalam 90 Hari

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 12 Agustus 2021 | 13:46 WIB
Pemerintah Afghanistan di Ambang Runtuh, Taliban Bisa Rebut Ibu Kota Kabul Dalam 90 Hari
Taliban telah mengintensifkan kampanyenya untuk mengalahkan pemerintah yang didukung AS ketika pasukan asing menyelesaikan penarikan mereka setelah 20 tahun perang [Abdul Khaliq Achakzai / Reuters]

PBB mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil tewas dalam sebulan terakhir, dan Komite Internasional Palang Merah mengatakan bahwa sejak 1 Agustus sekitar 4.042 orang yang terluka telah dirawat di 15 fasilitas kesehatan.

Taliban membantah menargetkan atau membunuh warga sipil dan menyerukan penyelidikan independen.

Kelompok itu "tidak menargetkan warga sipil atau rumah mereka di wilayah mana pun, melainkan operasi telah dilakukan dengan sangat presisi dan hati-hati," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

Pembicaraan Damai

Lepasnya Faizabad ke tangan Taliban merupakan kemunduran terbaru bagi pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, yang terbang ke Mazar-i-Sharif untuk mengumpulkan panglima perang untuk mempertahankan kota terbesar di utara itu saat pasukan Taliban semakin mendekat.

Selama bertahun-tahun Ghani mengesampingkan para panglima perang saat dia mencoba memproyeksikan otoritas pemerintah pusatnya atas provinsi-provinsi yang bandel.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Selasa bahwa dia tidak menyesali keputusannya untuk menarik mundur pasukan AS dari Afghanistan dan mendesak para pemimpin Afghanistan untuk memperjuangkan tanah air mereka.

Washington telah menghabiskan lebih dari 1 triliun dolar AS selama 20 tahun dan kehilangan ribuan tentara AS.

Washington terus memberikan dukungan serangan udara, makanan, peralatan, dan gaji yang signifikan kepada pasukan Afghanistan, katanya.

Baca Juga: Taliban Kuasai Kembali Afganistan, Anak-anak Ikut Jadi Korban Kekerasan

Afghanistan "perlu menentukan ... apakah mereka memiliki kemauan politik untuk melawan dan apakah mereka memiliki kemampuan untuk bersatu," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki. (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI