Taliban Umumkan Kabinet: Tak Ada Perempuan, Warga Dilarang Protes

Rabu, 08 September 2021 | 19:02 WIB
Taliban Umumkan Kabinet: Tak Ada Perempuan, Warga Dilarang Protes
Mullah Baradar Akhund, pemimpin senior Taliban [ANTARA]

"Kami mengerti Taliban telah menunjukkan struktur ini sebagai kabinet pemerintahan. Namun, kami akan menilai Taliban dari tindakannya, bukan kata-katanya.”

Kemenlu AS kembali meminta Taliban untuk memberikan jalur aman bagi warga AS dan Afganistan yang ingin keluar dari negara itu.

Blinken sebelumnya mengatakan bahwa Taliban sudah bekerjasama selama warga tersebut memiliki dokumen perjalanan, meski para politisi partai Republik dan sejumlah aktivis menuding masih ada hambatan bagi pesawat charter.

Taliban yang baru, sama dengan Taliban yang lama? Tidak lama setelah daftar pejabat Taliban diumumkan, Hibatullah Akhundzada, pemimpin tertinggi rahasia Taliban yang belum pernah terlihat di muka publik sebelumnya, mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintahan yang baru akan "bekerja keras untuk menegakkan aturan Islam dan hukum syariah.”

Mullah Yaqoob, anak laki-laki pendiri Taliban dan mantan pemimpin tertinggi Mullah Omar, ditunjuk untuk menjabat sebagai menteri pertahanan, sementara posisi menteri dalam negeri diisi oleh Sirajuddin Haqqani, pemimpin jaringan Haqqani.

Salah satu pendiri Taliban, Abdul Ghani Baradar, yang ikut mengawasi penandatanganan perjanjian penarikan pasukan AS dari Afganistan, ditunjuk menjadi deputi untuk Hassan.

Sementara Amir Khan Mutaqqi ditunjuk menjadi menteri luar negeri. "Ini tidak inklusif sama sekali, dan bukan hal yang mengejutkan juga sebenarnya,” sebut Michael Kugelman, pakar Asia Timur Woodrow Wilson International Center for Scholars.

"Taliban selama ini tidak pernah mengisyaratkan posisi kabinet kementeriannya akan diisi pihak lain, selain mereka sendiri,” imbuhnya.

Warga Afganistan ketakutan Gelombang protes dari masyarakat pun bermunculan di wilayah Afganistan selama sepekan terakhir akibat adanya kekhawatiran bahwa rezim Taliban yang menjabat saat ini tidak akan jauh berbeda dari rezim kepemimpinan yang brutal dan penuh penindasan, seperti sebelumnya.

Baca Juga: Rumor Ambil Alih Pangkalan Militer AS di Afghanistan, Begini Jawaban Pemerintah China

Ratusan orang yang berkumpul dalam sejumlah aksi demo di Kabul, Selasa (7/9), menolak kepemimpinan rezim Taliban saat ini mendapat tembakan timah panas saat berupaya dibubarkan oleh pasukan keamanan Taliban.

Sementara di Herat, ratusan demonstran berbaris membawa poster dan mengibarkan bendera Afganistan, meneriakkan "kemerdekaan.”

Tidak lama setelahnya, dua jenazah dibawa dari lokasi unjuk rasa ke rumah sakit pusat kota Herat. "Mereka semua mengalami luka tembak,” sebut salah seorang dokter kepada AFP, yang identitasnya dirahasiakan demi alasan keamanan.

Aksi unjuk rasa juga digelar di sejumlah kota kecil dalam beberapa hari terakhir yang meminta perempuan turut dilibatkan dalam pemerintahan yang baru.

Taliban: Warga jangan protes!

Pascapemberontakan yang dilakukan selama 20 tahun, Taliban yang sedang memasuki tahap transisi dari kelompok militar ke struktur pemerintahan, kini memiliki tugas kolosal untuk memimpin Afganistan yang mengalami kejatuhan ekonomi dan tantangan keamanan — termasuk dari ancaman Islamic States (IS) di negara tersebut.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI