"5 miliar? Mbaknya pendidikan sampai apa? Maaf sebelumnya, bapak aku orang Bugus, uang panai itu tergantung tingkat pendidikan kita. Maaf kalau salah, itu pendapat aku aja," tambah yang lain.
"Wajar lah uang panai segitu. Mbaknya ini kan punya kelebihan bisa masak, bisa terbang, berjalan di atas air, tembus tembok dan tembus pandang," timpal lainnya.
Uang Panai, Filosofi Tradisi Meminang Gadis Bugis-Makassar
Uang Panai'i (uang panai) merupakan Tradisi untuk meminang gadis suku Bugis-Makassar yang masih berlaku hingga sekarang. Buat kamu yang ada di luar Provinsi Sulawesi Selatan, barangkali asing dengan istilah ini.
Uang panai adalah uang yang wajib diserahkan pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang hendak dinikahi di luar mas kawin atau mahar.
Besarnya uang panai ini memiliki kelas sesuai dengan strata sang wanita, mulai dari kecantikan, keturunan bangsawan, pendidikan, gelar haji, hingga pekerjaannya.
Uang panai pun dinilai berkaitan erat dengan martabat atau harga diri keluarga. Dalam bahasa Bugis atau Makassar, hal ini dikenal dengan istilah siri’.
Sehingga seiring berjalannya waktu, makna uang panai ini tidak hanya sebagai filosofi tradisi leluhur, melainkan ajang adu gengsi, karena semakin besar nilai panai, maka dianggap semakin baik citra keluarga di mata masyarakat.
Terlepas dari besarnya jumlah uang panai, tradisi ini sebenarnya ingin menyampaikan bahwa wanita adalah sosok yang memang layak untuk dihargai dan mengisyaratkan bahwa memang seperti itulah perjuangan untuk mendapatkan wanita pujaan hati. Bukan ingin menjual anak gadis seperti kebanyakan pikiran masyarakat di luar Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Rachel Vennya Disebut Kabur Saat Karantina di Wisma Atlet, Ini Tanggapan Dokter Tirta
Hal itu membuat pria Bugis-Makassar harus bekerja keras jika ingin menikahi gadis pujaannya yang berasal dari suku yang sama. Sebab semakin hari, nominal Uang Panai semakin tinggi hingga puluhan juta, ratusan juta, bahkan miliaran.
Video ini bisa disaksikan di sini.
Video yang mungkin Anda lewatkan: