Banyak anggota polisi yang kemudian datang ke Bali untuk membantu menangani secara sukarela.
Sampai pada akhirnya, kapolri mengeluarkan surat keputusan terkait tim yang menangani kasus bom.
Tetapi polisi tetap kesulitan di lapangan karena tidak memiliki anggaran memadai.
Hermawan menggambarkan kesulitan yang dihadapi anggota polisi. Mereka hanya mampu menggunakan ponsel dua hari sekali karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli pulsa.
"Sementara sepeda motor tidak bisa jalan setelah dua hari juga karena nggak ada bensin," katanya.
Hermawan kemudian berinisiatif meminta bantuan suatu perusahaan untuk memberikan anggaran investigasi dan berhasil mendapatkan dana sekitar Rp100 juta.
Ia juga mencoba meminta pimpinan salah satu perusahaan telekomunikasi untuk menyumbangkan pulsa bagi tim investigasi.
"Itulah awal mula modal untuk investigasi polisi." [rangkuman laporan Suara.com]
Baca Juga: Ledakan Bom di Masjid Afghanistan, Seorang Pemimpin Taliban Tewas