Mungkinkah Turis Eropa Kembali ke Asia Tenggara?

Jum'at, 15 Oktober 2021 | 12:48 WIB
Mungkinkah Turis Eropa Kembali ke Asia Tenggara?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Sebelum pandemi melanda, turis yang masuk ke Asia Tenggara justru sebagian besar datang dari negara-negara Asia," kata juru bicara Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC).

Wisatawan Cina menyumbang 21% dari semua turis yang masuk ke wilayah tersebut, warga Singapura 10%, dan Korea Selatan 7%.

Pada tahun 2019, jumlah wisatawan Cina naik menjadi sekitar 32 juta orang dari hanya 5,4 juta di tahun 2010, menurut data resmi.

Wisatawan Cina penting untuk sektor pariwisata

Unit Intelijen Pakar Ekonomi memperkirakan pada bulan Mei, Cina sudah memvaksinasi 60% populasinya di kuartal kedua tahun 2022, namun persyaratan karantina bagi turis yang kembali, tidak akan dilonggarkan hingga akhir 2022.

Mula-mula pelonggaran untuk pelancong dari Hong Kong dan Makau, kemudian di tahun 2023 bagi pelancong dari negara lainnya.

Diperkirakan jumlah wisatawan dari Cina akan kembali ke tingkat pra-pandemi di awal tahun 2024.

Ini adalah masalah besar bagi perekonomian Asia Tenggara. Thailand, misalnya, mengalami penurunan jumlah wisatawan dari Cina sebesar 88,6% pada tahun 2020, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB, turis Cina menghabiskan $254,6 miliar (Rp3,6 Kuadriliun) di luar negeri pada tahun 2019, angka tersebut sekitar seperlima dari pengeluaran pariwisata secara global.

Baca Juga: Syarat Masuk Bali Bagi Wisman Yang Perlu Diketahui, Mulai Skrining Sampai Nominal Asuransi

Perdana Menteri baru Malaysia Ismail Sabri Yaakob bulan lalu menerima tanggapan beragam, setelah dia berpendapat bahwa ASEAN harus menciptakan "travel bubble" dengan Cina untuk turis yang telah divaksinasi sepenuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI