PBB memperkirakan, 95% dari populasi Afghanistan akan menderita kelaparan musim dingin ini dan 97% penduduknya berisiko jatuh di bawah garis kemiskinan.
Di Kementerian Keuangan dan bank sentral, agenda rapat hampir setiap hari berkisar pada pengadaan bahan pokok seperti tepung, dalam upaya untuk menangkal kelaparan.
Pemerintahan Taliban juga berusaha memusatkan pengumpulan bea cukai dan menemukan sumber pendapatan baru di tengah situasi serba kekurangan.
Harga bahan bakar dan listrik belakangan naik 80% listrik dan 40% kebutuhan gandum harus diimpor.
Pegawai negeri dan pekerja publik belum terima gaji
Kekecewaan dan rasa frustasi para teknokrat cukup besar.
Lorong-lorong di gedung kementerian yang dulu ramai dengan karyawan kini sepi.
Sebagian pekerja hanya muncul sekali atau dua kali seminggu, tidak ada yang digaji.
Sebuah departemen yang dulu mengurus hubungan dengan negara dan lembaga donor pernah memiliki 250 pegawai dan menangani hingga 40 negara, sekarang pegawainya hanya tinggal 50 orang.
Baca Juga: Bagi Qatar, Pengakuan Pemerintah Taliban Bukan Prioritas
Tidak ada perempuan. Mulai banyak yang semakin jengkel dengan kepemimpinan Taliban.