"Namun kita pun terhenyak, ketika mendengar bahwa saat ini Amerika Serikat memiliki tanggungan utang sebesar Rp. 404 ribu triliun, yang mengancam terhentinya roda pemerintahan (government shutdown), potensi gagal bayar (default) hingga krisis finansial. Sebagai catatan, bahwa Amerika pernah mengalami penutupan pemerintahan sebanyak 20 kali sejak tahun 1976," katanya lagi.
Selain itu, Bambang menyebut sejarah membuktikan, bahwa jatuh bangun dan dinamika peradaban adalah suatu keniscayaan, dan selalu menjadi tantangan yang akan dihadapi oleh setiap negara.
Dinamika peradaban global juga mengajarkan, bahwa konstruksi peradaban tidak dapat hanya ditopang oleh pembangunan infrastruktur, yang berupaya mengubah perilaku ke-beradab-an kita menyesuaikan standar modernitas zaman.
"Kita dapat melihat puncak-puncak peradaban dunia hancur karena hanya mengandalkan aspek material semata," katanya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan bahwa kemampuan untuk mempertahankan dan membangun peradaban akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan setiap negara untuk belajar dari masa lalu, dan melakukan adaptasi dan inovasi untuk masa depan.
"Namun jauh lebih penting dari itu, adalah kemauan untuk membangun jatidiri dan karakter kebangsaan, sebagai landasan fundamental agar tidak mudah limbung oleh turbulensi peradaban," katanya.