Oleh karena itu, menurutnya mereka tidak dapat menjadi ancaman untuk Bangladesh and kawasan tersebut.
Perdana Menteri Hasina serukan ‘repatriasi yang bermartabat'
Bangladesh telah mengeluarkan cukup banyak uang untuk memperbaiki kondisi pengungsi Rohingya, termasuk di pulau Bhashan Char yang terpencil, di mana banyak pengungsi telah dikirim dalam beberapa bulan terakhir.
"Dugaan saya adalah untuk meningkatkan citra globalnya, yang telah menderita beberapa tahun terakhir karena telah berubah menjadi otoriter, pemerintah Bangladesh ingin meproyeksikan sisi manusiawi dan lembutnya melalui perlakuan terhadap Rohingnya di tanahnya,” kata Kugelman.
"Itulah mengapa kita tidak melihat Dhaka mengambil posisi yang lebih agresif terhadap Rohingya, bahkan ketika ia telah tanpa henti menindak oposisi dan perbedaan pendapat politik.”
Namun, ketika Bangladesh semakin kesulitan untuk mengatur masuknya pengungsi, tampaknya posisi Dhaka berubah.
Pada bulan Juni, Perdana Menteri Hasina mendesak komunitas internsional untuk mempercepat proses repatriasi Rohingya.
"Kami telah melindungi mereka atas alasan kemanusiaan, tapi populasi yang besar seperti itu tidak bisa tinggal untuk kurun waktu yang tak tentu … saya meminta komunitas dunia untuk membantu kami dalam repatriasi Rohingya yang bermartabat dan damai,” demikian the Dhaka Tribune, surat kabar berbahasa Inggris Bangladesh, mengutip Hasina dalam pidato yang direkam sebelumnya pada Konferensi Keamanan Internasional IX Moskow pada bulan Juni. Ed: vv/pkp

Baca Juga: Pemerintah Bangladesh dan UNHCR Sepakat akan Membantu Pengungsi Rohingya