Perang di Etiopia Picu Ketakutan di Kenya dan Sudan Selatan

Selasa, 09 November 2021 | 16:02 WIB
Perang di Etiopia Picu Ketakutan di Kenya dan Sudan Selatan
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Banyaknya jumlah pengungsi di kawasan Kenya utara itu telah menekan sumber daya di sana, dan memicu ketegangan dengan masyarakat lokal. Dua juta orang saat ini menghadapi kerawanan pangan di utara Kenya.

PBB menggambarkan situasi di sana cukup parah ditambah dengan kekeringan yang terjadi.

Perdagangan antara Kenya dan Etiopia juga mengalami penurunan karena konflik Tigray.

Awal tahun ini kedua negara mendirikan Moyale Ones Stop Border Post, sebuah area perdagangan bebas untuk mempermudah urusan bisnis lintas batas.

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta pekan lalu meminta dihentikannya perang antara pasukan Perdana Menteri Abiy Ahmed dan orang-orang dari Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

"Saudara dan saudari pemerintah Etiopia, yang dipimpin oleh saudara saya yang terkasih, Abiy Ahmed, serta saudara dan saudari yang merupakan kepemimpinan yang memerangi pemerintah harus menemukan alasan untuk segera menghentikan konflik dan berbicara," demikian kata Presiden Kenyatta dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu (03/11) pekan lalu.

Kesepakatan damai Sudan Selatan terancam

Konflik di Etiopia tampaknya secara tidak langsung telah melemahkan pelaksanaan kesepakatan damai di negara tetangga, Sudan Selatan.

Etiopia, dalam beberapa tahun terakhir, telah memainkan peran mediasi antara faksi-faksi saingan Presiden Salva Kiir dan mantan pemimpin oposisi Riek Machar.

Baca Juga: Pasukan Tigray Kuasai Wilayah, Pemerintah Ethiopia Serukan Rakyat Angkat Senjata

Dua kesepakatan perdamaian utama Sudan Selatan, yang ditandatangani pada tahun 2015 dan 2018, keduanya dinegosiasikan di Etiopia.

REKOMENDASI

TERKINI