"Jika kita ingin membayar energi kita dengan harga yang wajar dan tidak bergantung pada negara asing, kita harus terus menghemat energi dan berinvestasi dalam produksi energi bebas karbon di tanah kita," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Klasifikasi nuklir sebagai "energi berkelanjutan"
Komisi Eropa tengah menyusun sistem klasifikasi berupa daftar "kegiatan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan."
Komisi mengatakan daftar itu harus "menciptakan keamanan bagi investor, melindungi investor swasta dari pencucian hijau, membantu perusahaan menjadi lebih ramah iklim, mengurangi fragmentasi pasar, dan membantu mengalihkan investasi di tempat yang paling dibutuhkan."
Jika Brussels mengklasifikasikan tenaga nuklir sebagai "energi berkelanjutan" dalam teks hukum, poin itu akan dihitung sebagai rekomendasi langsung ke pasar keuangan untuk berinvestasi di pembangkit nuklir.
Pada April 2020, Badan Ilmiah Komisi Eropa dan Pusat Penelitian Gabungan merilis laporan yang menemukan bahwa tenaga nuklir adalah sumber energi rendah karbon yang aman yang sebanding dengan angin dan tenaga air dalam hal kontribusinya terhadap perubahan iklim.
Namun, banyak pencinta lingkungan menentang tenaga nuklir dengan alasan risiko kehancuran nuklir dan kesulitan membuang limbah nuklir dengan benar. bh/ha (AFP, AP, dpa, Reuters)

Baca Juga: Perubahan Iklim di Bangladesh: Terancam Kehilangan Pekerjaan dan Tempat Tinggal