Ini Kata Masyarakat Adat Soal Bencana Banjir di Kalimantan

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 26 November 2021 | 10:52 WIB
Ini Kata Masyarakat Adat Soal Bencana Banjir di Kalimantan
Ilustrasi hutan di Kalimantan (Pixabay).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Proyek Food Estate singkong yang membuka hutan seluas kurang lebih 700 hektar are berpengaruh terhadap daya dukung di wilayah resapan air di hulu daerah aliran sungai (DAS) Kahayan," kata Arie kepada CNN Indonesia.

Ia menambahkan, DAS Kahayan merupakan hulu DAS yang melindungi daerah tengah dan hilir, sehingga jika tutupan hutan di hulu berkurang, maka fungsi daerah tangkapan air (DTA) akan menurun.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertanggung jawab atas banjir yang melanda Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Ia mengatakan pejabat KLHK telah membiarkan perusakan hutan terjadi sehingga hutan di Kalimantan menjadi gundul dan menyebabkan banjir.

"Kalau keterlanjurannya sampai puluhan juta atau 3,2 juta hektare, itu bukan keterlanjuran. Itu maling yang dibiarkan," ujar Sudin dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR dengan KLHK di Senayan, Jakarta, Senin lalu (22/11)

"Siapa yang membiarkan? Ya, pejabat-pejabat KLHK ini semua," tegasnya.

Peran masyarakat adat melindungi alam

Sebagai bagian dari komunitas masyarakat adat Dayak Maanyan, Yeryana mengaku tidak terima melihat kerusakan alam yang berbuntut bencana alam di tanah nenek moyangnya.

"Rasa marah itu sudah enggak bisa saya ungkapkan, karena kami di sini selain marah juga masih sambil berjuang mati-matian mempertahankan sisa alam yang kami punya."

"Saya enggak bisa lagi bicara soal tanah nenek moyang kami yang sudah habis dimakan tambang [batu bara]." 

Baca Juga: Wamen LHK: Tahun 2023 Penetapan Kawasan Hutan Harus Selesai 100%

Menurutnya, saat belum ada tambang batu bara atau perkebunan sawit di Kalimantan Tengah, warga tak pernah mengalami "banjir sehebat dan seawet sekarang."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI