Para ilmuwan meyakini hingga 90% kasus baru di Provinsi Gauteng sebagai varian B.1.1.529.
Afrika Selatan Mendesak pertemuan dengan WHO Afrika Selatan telah menyampaikan temuan varian baru pada WHO dan mendesak untuk melakukan pertemuan pada Jumat (26/11).
Peneliti dari Network for Genomic Surveillance di Afrika Selatan mengatakan tes PCR saat ini mampu mendeteksi varian tersebut, yang sudah ditemukan di Botswana dan Hong Kong terhadap orang yang melakukan perjalanan dari Afrika Selatan.
Afrika Selatan adalah negara pertama yang mendeteksi varian beta tahun lalu, satu dari hanya empat yang diberi label "varian yang menjadi perhatian" oleh WHO atas bukti bahwa varian tertentu lebih menular dan vaksin kurang efektif melawannya.
Ragu untuk divaksin Afrika Selatan mencatat jumlah kasus tertinggi sejak awal pandemi, yakni 2,95 juta, dimana 89.657 kasus di antaranya berakibat fatal.
Lebih dari 25 juta vaksin telah diberikan tetapi hanya 35,2% dari populasi orang dewasa yang divaksinasi lengkap.
Awal pekan ini, Kementerian Kesehatan meminta perusahaan Johnson&Johnson untuk menangguhkan pengiriman vaksin COVID-19 karena masih memiliki stok yang cukup.
Phaahla mengatakan jumlah orang yang divaksinasi di Afrika Selatan menurun dan mereka tidak mencapai target 250.000 vaksinasi sehari. bh/rap (AFP, Reuters, AP)
Baca Juga: Muncul Virus corona Varian B.1.1.519, Benarkah Lebih Berbahaya?