Mereka juga mengungkapkan kalau teman-teman tuli tidak bisa dianggap sama rata. Disabilitas tuli memiliki fungsi dan kemampuan pendengaran yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi kebutuhan.
"Cara komunikasi penyandang disabilitas tuli yang lain adalah dengan bahasa isyarat alamiah, yang juga merupakan cara komunikasi paling efektif. Dengan cara itu, ABD bukanlah solusi dan alat yang dapat membantu anak Tuli berbicara dengan sempurna," tuturnya.
Atas dasar itulah, koalisi organisasi penyandang disabilitas antiaudism juga berharap Risma tergerak untuk mau duduk bersama dan berdiskusi untuk bisa saling memahami satu sama lain.
"Kami sangat berharap, Ibu bersedia untuk duduk bersama dan berdiskusi agar kita bisa saling memahami dan bekerjasama sesegera mungkin."
Adapun yang tergabung dalam koalisi organisasi penyandang disabilitas antiaudism ialah:
- DPP, DPD dan DPC GERKATIN
- Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo)
- Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat (PLJ)
- Bidang Kepemudaan DPP GERKATIN
- Yayasan Sehjira
- MTTI
- Yayasan Handai Tuli
- Indonesian Deaf-Hard of Hearing Law & Advocacy (IDHOLA)
- Kesetaraan Anak Tuli (SETULI)
- PERTUNiYapesdi (Yayasan Peduli Sindroma Down Indonesia)
- Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS)
- Cahaya Inklusi Indonesia (CAI)
- Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Pusat
- Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sulawesi Selatan
- SIGAB
- PPD Klaten
- Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP)
- BILiC
- Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK)
- Perkumpulan Tuli Buta (PELITA)
- LBH Disabilitas
- Formasi Disabilitas
- Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) Sulawesi Selatan
- Hukum Disabilitas
- Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Jawa Barat
- Perkumpulan Tuna netra Indonesia (PERTUNI).