Pria Ini Ungkap Bagaimana Rasanya Ditangkap dengan Tuduhan Terorisme

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 07 Desember 2021 | 15:50 WIB
Pria Ini Ungkap Bagaimana Rasanya Ditangkap dengan Tuduhan Terorisme
Ilustrasi penjara kasus terorisme [Unsplash/Emiliano Bar]

"Masa itu sangatlah membingungkan. Saya sangat bingung. Tidak tahu apa yang terjadi."

Imran menghabiskan 90 hari dalam tahanan. Ia diberitahu itu demi keselamatannya sendiri.

"

"Jadi ibarat 24 jam lockdown," katanya. "Mereka menyediakan ruangan terpisah yang terhubung dengan ruangan saya. Itu adalah sel lain, yang dinamai pekarangan. Sangat dingin, terbuat dari bata dan beton."

"

Satu-satunya cara Imran berkomunikasi adalah dengan berteriak melalui celah ventilasi di bawah pintu sel untuk bisa berkomunikasi dengan tahanan lain. Ia mengatakan tidak diberikan kesempatan untuk menghirup udara segar dua hari sekali, sebagaimana tercatat dalam aturan.

Penelitian menemukan bahwa isolasi dalam penahanan bisa menimbulkan masalah psikologis yang dampaknya permanen, bahkan jika penahanan hanya beberapa hari.

ABC telah bertanya pada pihak penjara Queensland mengenai situasi Imran ini, namun mereka menolak untuk menjawab pertanyaan spesifik dan hanya mengatakan"tahanan ditempatkan dan diperlakukan berdasarkan penilaian risiko masing-masing individu".

Alasan untuk berharap

Di hari penjatuhan hukumannya, Imran ditempatkan di bagian belakang mobil van dan dibawa ke Pengadilan Tingkat Tinggi.

Baca Juga: Kuasa Hukum Tak Terima Sidang Online, Pembacaan Dakwaan Kasus Terorisme Munarman Ditunda

"

"Saya banyak shalat, doa, meminta yang terbaik. Saya mulai berpikir ada kemungkinan bisa pulang."

"

Ketika itu, pengacaranya berencana membandingkan kasus Imran dengan Geoffrey Hughes, yang dijatuhkan hukuman karena membantu kudeta militer terhadap Pemerintah Cameroon.

Namun, hakim tidak setuju. Imran dijatuhi hukuman empat setengah tahun di penjara. Penahanannya ditambah delapan bulan karena membuat ancaman atas hutang yang disengketakan yang dia yakini berutang kepada salah satu temannya.

'Saya seperti tidak pernah ada'

Di balik sel penjara, Imran menghabiskan waktunya membaca Alquran dalam Bahasa Arab. Ini membantunya melalui malam-malam yang sulit.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI