Rizal Ramli Dijagokan Jadi Capres 2024, Apa Saja Modalnya?

Siswanto Suara.Com
Selasa, 28 Desember 2021 | 15:19 WIB
Rizal Ramli Dijagokan Jadi Capres 2024, Apa Saja Modalnya?
Rizal Ramli [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tito mengatakan, pada poin keenam, walaupun bukan orang partai, pergaulan RR sangat luas dengan semua petinggi partai dan sangat paham politik. 

RR juga sejak awal juga memperjuangkan treshold nol persen, supaya perekrutan pemimpin tidak ditentukan para cukong, karena dari sana sumber dari korupsi merajalela. 

RR disebut sangat paham tentang ketahanan nasional baik dari serangan ekonomi global maupun invansi militer dari utara melalui Laut China Selatan.

Pada masa jabatannya sebagai menkomaritim, RR mengubah nama menjadi Laut Natuna Utara pada peta dunia ke PBB dan diterima, walaupun sampai sekarang RRC mempermasalahkan nama tersebut.

Kedelapan, RR disebut tidak menyukai adanya Islamphobia. Dalam berbagai pernyataannya, RR melihat sebutan radikalisasi, intoleransi sangat tidak tepat bagi Indonesia dengan kerukunan masyarakat sejak dahulu.

Kedekatannya terhadap semua organisasi dan para tokoh agama seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan lainnya termasuk lintas agama sejak dulu terjalin baik sampai sekarang.

Kesembilan, kedekatan terhadap nasib rakyat kecil selalu jadi pelopor dan motivator bagi perjuangannya, sampai turun ke jalan bersama buruh dan kepala desa sehingga gol UU Pedesaan dan UU BPJS. 

Kesepuluh, Rizal Ramli pergaulannya sangat luas dengan para pemimpin dunia pernah menjadi Tim Ahli PBB bersama pemegang Nobel lainnya.

"Sewaktu gubernur Jokowi pernah dibantu agar proyek MRT yang sudah lama terbengkalai, dihidupkan kembali melalui kenalannya di Jepang. Melalui kiat penyelesaian hutang secara khusus kepada Pemerintah Kuwait, sebagai apresiasi Kuwait memberi hadiah kepada Rizal Ramli dengan membangun fly over Pasopati di Bandung secara gratis," kata Tito. 

Baca Juga: Sindir Pernyataan Mahfud MD soal Presidential Threshold, RR: Main Pingpong Asal Ngeles

Ia mengatakan uraian pertimbangan tersebut merupakan sebagian kecil keberhasilan kinerja dan prestasi dari Rizal Ramli

Tito optimistis Indonesia bisa keluar dari jebakan utang dan sekaligus menutup pintu bagi ketergantungan yang merupakan pintu masuk penjajahan gaya baru. 

"Momennya sekarang ini sangat tepat, saat di mana Indonesia sedang terpuruk dalam segala bidang. Dengan demikian Rizal Ramli harus mengabdi sebagai pemimpin yang menakodai Indonesia melewati badai," katanya. 

Tito juga menyadari ketertinggalan Indonesia cukup jauh dibanding dengan negara yang 50 tahun lalu lebih miskin dari Indonesia seperti RRC dan Malaysia. 

Realitasnya negara tersebut kini jauh melesat dalam segala hal dari Indonesia. Salah satu penyebabnya masalah kepemimpinan nasional. 

Apalagi setelah 7 kali berganti pemimpin Indonesia belum dikarunia pemimpin yang berkarakter, problem solver seperti  Deng Xiao Ping dan Mahathir Muhammad. Sehingga Indonesia dipandang terjebak dalam lingkaran setan hanya sebagai negara berkembang selama 76 tahun merdeka. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI