"Tata ruang kawasan yang berbasiskan mitigasi bencana ini yang harus kita sepakati dan laksanakan bersama ke depannya," imbuh Suharyanto.
Terakhir dari kejadian Awan Panas Guguran di Semeru pada awal Desember lalu, perlu adanya penguatan sistem peringatan dini kegunungapian terutama yang mendukung perintah evakuasi pada saat kontinjensi dan kedaruratan.
Tak hanya itu, Suharyanto juga mengingatkan bahwa bencana adalah peristiwa yang berulang. Ia berharap dengan adanya pembelajaran dari kejadian bencana di tahun 2021 dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana ke depannya.
Terkait Capaian Rencana Kerja BNPB Tahun 2021, Suharyanto optimis seluruhnya akan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Angka capaian rasio investasi terhadap APBN pada triwulan ketiga 2021 kata Suharyanto sudah sesuai dengan target yang ditentukan yakni sebesar 0.47.
Sejak 2015 hingga 2020, Indeks Risiko Bencana (IRBI) Nasional konsisten mengalami penurun. Capaian IRBI tahun 2019 hingga 2020 rata-ratanya sebesar 1,64%.
"Hal ini menunjukan adanya peningkatan yang baik dalam perencanaan dan implementasi penanganan bencana," tutur Suharyanto.
Selain itu, untuk kegiatan prioritas nasional, BNPB melalui unit-unit kerja di bawahnya telah melaksanakan total 22 kegiatan Prioritas Nasional di tahun 2021.
Baca Juga: Ingatkan Bencana Ekologis, DPR: Perpindahan IKN Harus Berdasarkan Kajian Mendalam