Remaja Australia di Penjara Suriah Minta Tolong: Saya Ingin Pulang

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 25 Januari 2022 | 15:16 WIB
Remaja Australia di Penjara Suriah Minta Tolong: Saya Ingin Pulang
Petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kobaran api setelah serangan udara Israel di Pelabuhan Latakia, Suriah, pada (28/12/2021). [SANA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saat meninggalkan Australia, usianya baru 11 tahun.

Ibunya dilaporkan masih hidup dan ditahan di sebuah kamp bernama Roj, meski keduanya dilaporkan tidak pernah melakukan kontak.

Menyusul jatuhnya Baghouz, daerah terakhir yang dikuasai IS, di tahun 2019, dia dan ibunya dipindahkan ke sebuah kamp di Suriah sebelum akhirnya dipisahkan dan remaja tersebut dibawa ke penjara.

Sejak itu dia ditahan di sana.

Di dalam penjara, kondisi dilaporkan buruk. Layanan kesehatan tidak memadai dan kondisi kesehatan mental para tahanan terus menurun, kata seorang pekerja kemanusiaan yang mengunjungi tempat tersebut tahun lalu.

Paling sedikit 40 anak-anak yang merupakan warga Australia berada dalam tahanan di berbagai kamp di Suriah menurut organisasi Save the Children.

"Yang kita ketahui adalah ada sejumlah besar perempuan dan anak-anak Australia yang terjebak dalam konflik dengan IS yang berakhir di tahun 2019," kata Mat Tinkler, Direktur Eksekutif Save the Children.

"Banyak pria dari anggota keluarga perempuan dan anak-anak ini mungkin tewas dalam konflik atau sedang ditahan."

Mat mengatakan organisasinya sudah beberapa kali menyerukan kepada Pemerintah Australia untuk membantu memulangkan anak-anak Australia yang dipenjara di Suriah sehingga bisa kembali ke keluarga mereka.

Baca Juga: Serangan Udara Israel Bombardir Pelabuhan Latakia di Suriah

"Tetapi seruan kami tidak mendapat reaksi apa pun dan Pemerintah Australia menolak mengambil tindakan dalam beberapa tahun terakhir," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI