Imlek di Petak 9 Glodok, Cerita Agus dan Sopi Beradu Sabar Menanti Angpao di Mulut Vihara

Selasa, 01 Februari 2022 | 15:30 WIB
Imlek di Petak 9 Glodok, Cerita Agus dan Sopi Beradu Sabar Menanti Angpao di Mulut Vihara
Pengemis musiman membludak saat pembagian angpao di Vihara Dharma Bakti, Glodok, Jakbar. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Katanya sih protokol kesehatan."

Kenyataan semacam itu harus diterima Sopi dan Agus. Harapan mendapat angpao banyak seakan pupus karena bangun kesiangan. Padahal, sejak pukul 07.00 WIB, di depan mulut masuk Vihara Dharma Bakti, beragam orang mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, hingga anak-anak -- yang berprofesi sama dengan Agus dan Sopi -- telah berkumpul.

Mereka, orang-orang itu, sesekali melakukan hal yang sama dilakukan Sopi dan Agus di awal cerita, yakni menyampa dan memberi ucapan selamat Imlek. Terkadang, ucapan itu ada yang dibalas dengan uang yang nominalnya beragam. Terkadang pula, ucapan selamat Imlek itu hanya dibalas dengan sedikit senyum.

Kerumunan orang-orang itu kemudian diminta menjauh dari vihara. Petugas Satpol PP, kepada kerumunan itu pada pagi tadi meminta agar tidak menunggu pengunjung vihara. Tak berselang lama, kerumunan itu bubar, mencari sudut lain -- yang mungkin -- tidak dijaga aparat keamanan.

"Di musim corona gini emang berasa," ucap Agus, yang mencoba ambil bagian dalam perbincangan di pelataran ruko.

Hingga pukul 13.00 WIB, Agus baru mendapat Rp 15 ribu dari para pengunjung yang beribadah di Vihara Dharma Bakti. 

Agus adalah akamsi, atau dalam kepanjangannya: "anak kampung sini." Rumahnya masih berada di kawasan Glodok. Sehari-hari, pria 51 tahun itu mengitari kawasan Jakarta Barat untuk mengumpulkan benda-benda berbahan dasar plastik: botol air mineral bekas dan gelas-gelas kemasan bekas.

Pada tahun-tahun yang lalu, sebelum wabah tak berkesudahan bernama Covid-19 menghajar Indonesia, momen Imlek adalah hal yang begitu dinanti oleh Agus -- mungkin juga rekan satu skena lainnya. Jika mau rajin menunggu sejak pagi, minimal Rp 100 ribu bisa masuk dalam saku celana mereka.

Pernah pada suatu ketika, pada tahun-tahun yang lalu, Agus si akamsi Glodok bisa mendapat uang hingga Rp 100 ribu. Jika masih sabar menanti hingga sore meninggi, paling tidak ada tambahan Rp 50 ribu lagi yang bisa dia bawa pulang untuk anak dan istri.

Baca Juga: Pantai Parangtritis Jadi Tujuan Utama Sambut Libur Imlek, Dikunjungi 28.870 Wisatawan

"Kalau tahun-tahun sebelumnya, kadang ada yang kasih gocap sampe cepek. Minimal ceban lah."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI