HUT ke-62 Kabupaten Bulukumba Diwarnai Potret Penggusuran Sewenang-wenang terhadap Warga Pesisir Pantai Merpati

Jum'at, 04 Februari 2022 | 15:12 WIB
HUT ke-62 Kabupaten Bulukumba Diwarnai Potret Penggusuran Sewenang-wenang terhadap Warga Pesisir Pantai Merpati
Konferensi pers kasus penggusuran warga di pesisir Pantai Merpati Bulukumba yang dilakukan secara daring melalui Youtube. [Tangkapan layar akun YouTube]

"Harus ada penentuan terlebih dahulu, jangan langsung main gusur."

"Kami gembira, dikasih harapan tidak akan digusur. Kalaupun digusur, dia akan memberikan tempat layak," ucap Hasna.

Kemudian pada Senin 31 Januari 2022 sekitar pukul 10.00 WITA, aparat gabungan dari unsur Satpol PP, TNI, dan Polri mendatangi pemukiman warga pesisir Pantai Merpati. Kedatangan aparat keamanan itu dengan maksud hendak membongkar rumah warga.

Saat kejadian tersebut, Hasna sedang memasak. Warga lainnya sedang melakukan kegiatannya masing-masing.

Kedatangan pasukan gabungan itu membikin warga kaget, sekaligus syok. Sebab, kepastian belum diberikan oleh pihak Pemkab Bulukumba, tapi penggusuran benar-benar terjadi.

"Saya bilang, kenapa mau membongkar, kami perlu kepastian dan kenapa ada penggusuran secara tiba-tiba," papar Hasna.

Salah Satu rumah milik warga, kata Hasna, ditendang oleh Satpol PP. Padahal, warga itu sedang makan di dalam rumah. Pun rumah warga lainnya, yang juga guru mengaji di kawasan tersebut juga tidak luput dari pembongkaran aparat.

Hasna, dalam ingatannya menyampaikan, Satpol PP yang menggusur rumah guru mengaji itu sampai-sampai menginjak-injak Al-Quran yang berada di dalam rumah.

"Rumahnya dibongkar dan ada Al-Quran ditendang-tendang, diinjak-injak, kenapa Al-Quran injak-injak? Apakah dia itu manusia? Tidak ada hati melihat masyarakat yang ada di pesisir pantai," kata Hasna, sedikit emosional.

Baca Juga: Dalih Revitalisasi Kawasan Pantai, Pemkab Bulukumba Sulsel Gusur Paksa Puluhan Rumah Warga Pesisir Pantai Merpati

Hingga pada akhirnya, rumah Hasna yang menjadi giliran selanjutnya. Satu unit eskavator mulai mendekat, padahal rumah Hasna tidak permanen.

"Saya bilang jangan di eskavator karena rumah saya bukan permanen, ditendang saja sudah terbongkar," ucap dia.

Akhirnya, eskavator mundur perlahan. Menantu Hasna yang emosi melihat pembongkaran terjadi langsung mendekat dan memegang 'sendok' eskavator dan memancing warga lainnya untuk melakukan perlawanan terhadap aparat -- khususnya Satpol PP.

"Akhirnya itu, eskavator mundur ke belakang, datang menantuku, langsung dia pegang sendok eskavator akhirnya semua masyarakat di sini ramai untuk pukuli Satpol PP. Baru agak reda, pemerintah baru minta solusi sama kami."

Kekinian, masyarakat masih bertahan di sekitar pesisir Pantai Merpati. Oleh Pemkab Bulukumba, kata Hasna, masyarakat hanya diberikan tenda-tenda untuk sementara bertahan di sana.

Hanya saja, tenda sementara itu sangat tidak layak ditempati oleh anak-anak karena jika bertahan di tenda, kondisinya cukup panas.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI