Lembaga swadaya, Kampanye Internasional untuk Melarang Ranjau Darat (ICBL) mengklasifikasikan Irak sebagai negara yang paling parah terkontaminasi ranjau di dunia.
Setiap tahun, belasan warga Irak kehilangan nyawa atau mengalami luka akibat ledakan ranjau.
Menurut PBB, sekitar 8,5 juta dari 41 juta penduduk Irak harus hidup di bawah ancaman ranjau.
Jalan panjang keselamatan
Irak sejatinya rajin membersihkan ladang ranjau warisan perang yang ditebar di kawasan pertanian atau di dekat pemukiman penduduk.
Namun celakanya, tidak ada catatan resmi di mana Islamic State menebar ranjau di wilayah kekuasaannya.
"Tipikal ranjau buatan teroris IS biasanya berbentuk kontainer minyak goreng berukuran 20 liter, yang dipenuhi dengan bahan peledak, sebuah detonator, baterai dan pemantik,” kata Paul MacCann, juru bicara Halo Trust, sebuah LSM yang membersihkan ladang ranjau dan sisa ledakan di wilayah konflik.
Meski proses pembersihan ranjau di Irak sudah menggunakan mesin khusus dan sebabnya lebih cepat, dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk membersihkan satu ladang ranjau.
Desember silam, Menteri Lingkungan Hidup Jassem al-Falahi, dikutip mengatakan upaya membersihkan ranjau IS akan memakan waktu hingga setidaknya akhir 2028.
Baca Juga: 6 Tentara Yaman Tewas Akibat Ledakan Ranjau Darat
Bagi 1,2 juta pengungsi domestik di Irak, tenggat tersebut memperkuat alasan untuk bertahan di kamp penampungan. Karena meski perang sudah berakhir, perdamaian belum sepenuhnya kembali.