Banyak Perusahaan Global Hentikan Bisnis dengan Rusia

Siswanto Suara.Com
Minggu, 06 Maret 2022 | 14:45 WIB
Banyak Perusahaan Global Hentikan Bisnis dengan Rusia
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produsen mobil Jepang, Toyota, menjadi salah satu perusahaan yang menghentikan produksi di Rusia karena sanksi yang diterapkan Barat, sehingga berdampak pada terganggunya arus logistik hingga memotong rantai pasokan.

Selain menghentikan produksi, perusahaan Toyota Motor mengumumkan bahwa ekspor kendaraannya ke Rusia juga telah dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan, mengikuti langkah serupa oleh saingannya, yakni Honda Motor dan Mazda Motor.

"Toyota mengamati perkembangan yang sedang berlangsung di Ukraina dengan perhatian besar terhadap keselamatan orang-orang Ukraina dan berharap untuk kembali dengan aman ke perdamaian sesegera mungkin," katanya dalam sebuah pernyataan.

Toyota memproduksi sekitar 80.000 kendaraan di St. Petersburg dengan mempekerjakan 2.000 staf.

Tindakan serupa dilakukan perusahaan berskala internasional lainnya, seperti perusahaan energi Exxon Mobil dan Shell, grup mode H&M, Spotify, Apple, Boeing, Airbus, operator pelayaran Royal Caribbean Group dan Viking Cruises. Mercedes-Benz, Ford, dan BMW juga telah berhenti membuat dan mengekspor mobil ke Rusia.

Perusahaan ekspedisi yang menggunakan jalur pelayaran terbesar di dunia, MSC dan Maersk, pun menangguhkan pengiriman kontainer ke dan dari Rusia.

Maersk mengatakan pada hari Rabu (02/03) bahwa pengiriman bahan makanan dan pasokan medis ke Rusia berisiko rusak karena penundaan yang signifikan di pelabuhan dan bea cukai.

Berbeda dengan Amazon Inc, perusahaan itu memanfaatkan jaringan logistiknya untuk mendistribusikan pasokan bagi mereka yang membutuhkan dan mengerahkan keahlian keamanan siber sebagai dukungan untuk Ukraina.

Invasi Rusia ke Ukraina terbukti telah memicu gelombang sanksi global, pembatasan ekspor yang membuat ekonominya kacau balau, dan mengganggu operasi perusahaan multinasional di sana.

Baca Juga: Perang Ukraina-Rusia Tewaskan 351 Warga Sipil, 707 Orang Luka-luka

"Pada dasarnya Anda membuat Rusia menjadi paria komersial,” kata ekonom Mary Lovely, seorang rekan senior di Peterson Institute for International Economics di Washington.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI