Suara.com - Duta Besar AS untuk PBB mengatakan dunia harus siap untuk "jalan yang sangat panjang di depan" di Ukraina. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak untuk meninggalkan Kiev saat pertempuran berkecamuk.
Delegasi Rusia dan Ukraina kembali gagal mencapai hasil signifikan dalam dialog damai putaran ketiga di Belarus yang berlangsung pada Senin (07/03).
Dialog ini merupakan upaya kedua negara dalam mengakhiri konflik bersenjata yang terjadi sejak akhir bulan lalu.
"Harapan tidak tercapai," kata ajudan kepresidenan Rusia Vladimir Medinsky, yang juga bertindak sebagai kepala delegasi Moskow dikutip dari kantor berita Jerman dpa.
Medinsky mengatakan kedua pihak akan melanjutkan pembicaraan dalam waktu dekat.
"Diskusi berlanjut dalam membahas aspek politik dan militer. Namun, kondisinya masih relatif sulit."
Meski gagal mencapai hasil signifikan, delegasi Ukraina mengatakan ada "langkah positif kecil" yang dihasilkan dari pembicaraan tersebut untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke kota-kota di Ukraina.
"Dengan pandangan politik, yang termasuk gencatan senjata dan mengakhiri permusuhan secara umum, pembicaraan intensif terus berlanjut," ujar delegasi Ukraina Mykhailo Podolyak usai pertemuan.
Zelenskyy tuduh Putin halangi upaya evakuasi Sebelumnya, pada dialog damai putaran kedua pada Kamis (03/03), delegasi Rusia dan Ukraina sepakat untuk membuka koridor kemanusiaan di kota-kota yang tengah bertempur agar warga sipil di sana bisa dievakuasi.
Baca Juga: NATO Mulai 'Takut' Hadapi Konflik Ukraina, 40 Persen Kebutuhan Energi Eropa Berasal dari Rusia
Namun, rencana itu gagal terwujud. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh pasukan Rusia menghalangi evakuasi warga sipil.
Zelenskyy pun menolak meninggalkan ibu kota Ukraina, Kiev, dengan mengatakan bahwa dirinya "tidak takut" saat pertempuran berkecamuk.
PBB menyerukan agar dibukanya koridor kemanusiaan agar pasokan logistik secara aman dapat dikirim ke warga Ukraina.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfeld mengatakan dunia harus siap untuk "jalan yang sangat panjang dan sangat sulit di depan" di Ukraina.
Kongres AS pada hari Senin (07/03) mendekati kesepakatan tentang RUU untuk memberikan bantuan darurat miliaran dolar kepada Ukraina.
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan usulan bantuan AS untuk Ukraina dan sekutu Eropanya telah tumbuh melampaui US$12 miliar (Rp168 triliun).