Solusi di tangan Saudi Salah satu jalan keluar keterbatasan energi dunia bisa ditawarkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Kedua negara memiliki kemampuan unik menggandakan kapasitas produksi dalam sekejap jika dibutuhkan.
Tapi tidak semudah itu menggantikan pasokan minyak dari Rusia, kata Karen Young, Direktur Program Ekonomi dan Energi di Institut Timur Tengah, Washington, AS.
"Menambah kapasitas produksi tidak berarti bertambahnya eskpor ke Eropa,” katanya kepada DW. "Pasar minyak tidak mudah untuk dialihkan.”
Young mengakui Saudi mampu menstabilkan harga minyak dengan menambah kuota produksi.
Sudah sejak pertengahan Februari lalu, sebelum invasi Rusia dimulai, AS sudah meminta Saudi dan UAE menambah kapasitas produksinya.
Dalam pertemuan terakhir organisasi produsen minyak dunia, OPEC ditambah Rusia, mereka sepakat tidak mengubah rencana kuota produksi minyak seperti yang sudah ditetapkan awal tahun ini. OPEC memutuskan hanya akan menambah produksi secara perlahan pada 2022.
"OPEC punya tradisi panjang tidak mengubah kuota produksi atau jumlah pasokan atas dasar peristiwa politik,” kata Hasan Alhasan, pengamat di International Institute for Strategic Studies di London, Inggris.
"Mereka hanya berubah untuk merespons perubahan di pasar.” Tekanan berganda Alhasan mengakui AS bisa menambah tekananannya terhadap sekutu di teluk. Lagipula menurutnya, Arab Saudi dkk. tidak memiliki kedekatan dengan Moskow.
Baca Juga: 5 Fakta yang Belum Diketahui Tentang Negara Terkaya Di Dunia, Terancam Sanksi Rusia?
Namun saat ini, dia memperingatkan tekanan politik belum akan membuahkan perubahan sikap.