Warga Jepang Heningkan Cipta Peringati 11 Tahun Gempa dan Tsunami

Minggu, 13 Maret 2022 | 12:37 WIB
Warga Jepang Heningkan Cipta Peringati 11 Tahun Gempa dan Tsunami
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Jadi saya sengaja mencoba untuk tidak memikirkan hari itu dengan cara yang istimewa. Itu adalah kenangan menyakitkan yang akan saya lupakan jika saya bisa," kata laki-laki berusia 68 tahun itu.

Di sekitar PLTN Fukushima yang hancur dihantam tsunami, dekontaminasi ekstensif telah dilakukan, dan tahun ini dilaporkan ada lima mantan penduduk Futaba, kota tak berpenghuni terakhir di kawasan itu, kembali untuk tinggal di sana sebagai percobaan.

Sekitar 12 persen wilayah Fukushima pernah dinyatakan tidak aman, tetapi zona larangan bepergian sekarang hanya mencakup 2,4 persen dari prefektur, meskipun populasi di banyak kota tetap jauh lebih rendah daripada sebelumnya.

Lebih dari satu dekade, tantangan tetap ada

Operator PLTN Fukushima Daiichi, TEPCO, menghadapi penentangan terhadap rencana mereka untuk membuang lebih dari satu juta ton air dari PLTN yang diolah untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif, ke laut.

Pemerintah Jepang mengatakan pembuangan selama beberapa dekade aman, tetapi beberapa negara tetangga dan komunitas nelayan lokal khawatir tentang kontaminasi yang tersisa di dalam air.

Tuntutan hukum terkait dengan bencana juga terus berlanjut, di mana enam orang berusia muda menggugat TEPCO pada bulan Januari lalu atas klaim bahwa mereka mengidap kanker tiroid karena paparan radiasi.

PBB mengatakan bencana itu tidak secara langsung membahayakan kesehatan penduduk setempat dan bahwa tingkat kanker tiroid yang lebih tinggi pada anak-anak setempat kemungkinan disebabkan oleh diagnosa yang lebih ketat.

Namun, pengacara penggugat berpendapat bahwa kanker mereka bukan disebabkan karena faktor keturunan.

Baca Juga: Peneliti Jepang Ungkap Spesies Baru "Babi Radioaktif" di Wilayah Fukushima

Rusia kembali angkat kenangan Upaya untuk menjaga kenangan bencana tahun 2011 itu tetap hidup juga menghadapi perjuangan berat di Jepang, terlebih lagi ketika serangan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina memicu kekhawatiran akan bencana nuklir baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI