AS Ingatkan China Bila Terus Dukung Rusia: Kami Tak Akan Tinggal Diam

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 16 Maret 2022 | 15:01 WIB
AS Ingatkan China Bila Terus Dukung Rusia: Kami Tak Akan Tinggal Diam
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China, Jumat (4/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS/AWW/djo (via REUTERS/SPUTNIK)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat memperingatkan China tentang sanksi ekonomi dan isolasi global yang akan dihadapi Beijing jika terus membantu Rusia dalam invasinya ke Ukraina.

Peringatan ini disampaikan di saat Uni Eropa mengumumkan paket sanksi keempat terhadap Rusia pekan ini.

Dalam pertemuan selama tujuh jam di Kota Roma, penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, menyampaikan kekhawatirannya kepada pejabat China, Yang Jiechi, tentang keberpihakan China padaRusia.

Sebelumnya, Pemerintah AS memberi tahu sekutunya di NATO dan beberapa negara Asia bahwa China telah mengisyaratkan kesediaannya memberikan bantuan militer dan ekonomi ke Rusia untuk mendukung perang.

Pesan tersebut, yang dikirim melalui kabel diplomatik, juga menyebutkan bahwa China diperkirakan akan menolak tudingan itu.

"Ini nyata, ini punya konsekuensi dan sangat mengkhawatirkan," kata pejabat AS yang tak bersedia disebutkan namanya.

Setelah pembicaraan keamanan berakhir, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan singkat, menjelaskan bahwa Jake Sullivan mengangkat "berbagai masalah dalam hubungan AS-China, termasuk diskusi substansial tentang perang Rusia melawan Ukraina".

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, pada konferensi pers di Washington mengatakan bahwa AS akan "mengawasi dengan cermat" apakah China atau negara lain memberikan dukungan kepada Rusia.

"Kami telah berkomunikasi, dengan sangat jelas, ke Beijing bahwa kami tidak akan berdiam diri," katanya.

Baca Juga: 8 Pertanyaan Seputar Konflik Rusia-Ukraina

"Kami tidak akan mengizinkan negara mana pun untuk memberikan kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya [akibat sanksi]," kata Ned Price.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI