Varian Sempalan Omicron Sebabkan Covid-19 di China Melonjak Dua Kali Lipat

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 17 Maret 2022 | 12:38 WIB
Varian Sempalan Omicron Sebabkan Covid-19 di China Melonjak Dua Kali Lipat
Ilustrasi gerai Starbucks di China. [REUTERS/Tingshu Wang/nz/djo/ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Shenzhen adalah pusat dari beberapa perusahaan besar China, termasuk perusahaan alat telekomunikasi Huawei dan Tencent Holding, operator layanan media sosial WeChat.

Jepang longgarkan masuknya warga

Sementara itu di Jepang pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menaikkan jumlah kedatangan harian menjadi 10 ribu orang mulai bulan April dari angka 7 ribu orang saat ini.

Menurut kantor berita Jepang, Kyodo, mengutip seorang pejabat pemerintah hari Selasa, hampir tidak mungkin untuk melonggarkan pembatasan yang selama ini sudah diberlakukan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pemerintah akan melonggarkan pembatasan secara bertahap dengan melihat situasi di dalam negeri dan juga melihat kebijakan yang dilakukan negara lain.

Jepang sejak November tahun lalu menutup  negeri itu dari kedatangan warga asing sejak meningkatnya kasus Omicron, kebijakan yang banyak mendapatkan kritik karena dianggap terlalu ketat.

Sejak Maret, pembatasan mulai dilonggarkan dengan mulai diizinkannya warga Jepang kembali dari luar negeri, dengan kuota tujuh ribu orang sejak hari Senin (14/03).

Turis asing belum diperbolehkan masuk ke sana.

Di Jepang, bulan April adalah bulan di mana bisnis dan sekolah mulai berkegiatan lagi, dan biasanya perjalanan meningkat.

Dengan banyak mahasiswa asing sedang menunggu untuk bisa masuk lagi, pemerintah mengatakan akan memberikan prioritas bagi mereka. Dan juru bicara pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan kebanyakan dari mahasiswa asing ini diperkirakan akan datang di akhir bulan Mei.

Baca Juga: Kasus Covid Terus Melonjak, Kegiatan Ekonomi di China Terhenti

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI