Suara.com - Operasi perburuan besar-besaran kini dilancarkan di Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Malam setelah bentrokan berdarah yang menewaskan satu pemuda.
Tim khusus dari Polres Bogor kini menyisir setiap sudut untuk memburu para provokator yang menjadi otak di balik pertumpahan darah pada HUT RI ke-80, Minggu (17/8/2025).
Para target utama kini menghilang bak ditelan bumi. Jejak digital mereka terputus, dan perang senyap antara aparat dengan para buronan telah dimulai.
Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto, mengonfirmasi bahwa para arsitek kerusuhan ini telah memutus semua komunikasi. Identitas mereka sudah di kantong polisi, namun keberadaan mereka menjadi misteri. Para ketua pemuda yang diduga paling bertanggung jawab kini menjadi target prioritas.
"Udah ada perkiraan sih, soalnya yang ketua-ketua pemuda nya nomer nya dimatiin semua, kabur semua, yang provokator provokator kita kejar semua," tegas AKBP Wikha, Senin (18/8/2025).
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa para pelaku sudah merencanakan pelarian mereka. Jaring-jaring intelijen dan informasi dari masyarakat kini menjadi tumpuan utama polisi untuk mengendus persembunyian mereka.
Sementara tim di lapangan bergerak, tim penyidik di belakang meja membongkar fakta-fakta mengerikan dari lokasi kejadian. Sebuah temuan krusial datang dari bukti video amatir yang merekam detik-detik bentrokan.
Video tersebut menunjukkan betapa brutalnya pertikaian itu, di mana banyak peserta membawa senjata tajam.
Secara mengejutkan, korban tewas berinisial S, diduga juga turut membawa parang.
Baca Juga: Duka di Hari Kemerdekaan: Cerita Keluarga S, Pemuda yang Tewas Usai Euforia Laga Sepak Bola
"Kalau diliat di video kan pada pake parang tuh, kena tusuk diperut. Si korban info awalnya pake parang tapi masih kita dalami dulu," ungkap AKBP Wikha.
Fakta ini menambah kompleksitas penyelidikan. Siapa menyerang siapa, dan siapa yang membela diri? Jawaban pastinya kini bergantung pada hasil autopsi dan kesaksian para pelaku saat mereka tertangkap nanti.
Situasi di Desa Kalongsawah masih eksplosif. Untuk mencegah aksi balas dendam dan bentrokan susulan yang bisa lebih besar, 75 personel bersenjata lengkap kini mengepung titik perbatasan antara Kampung Parungsapi dan Kampung Peutey.
"Iya dari tadi malem, kan tadi malem masih panas, makanya saya kesana. personil yang saya siagain 75 personil," jelas Kapolres.