Bayar sewa rumah atau ke dokter gigi?
Richard Weeding yang tinggal di Tasmania mengatakan sering dihadapkan pilihan untuk membayar uang A$600 atau lebih dari Rp6 jutauntuk biaya hidupatau perawatan gigi.
"Harganya terlalu mahal ... saya tidak punya rumah sekarang jadi susah sekali," katanya.
Sementara itu, Angela Hanson sulit memilih antara membayar sewa rumah atau perawatan gigi.
"Suami dan saya bekerja jadi kami tidak punya kartu kesehatan, tidak bisa mengakses perawatan gigi yang murah, jadi kami harus memilih sakit gigi atau bayar sewa," katanya.
"Suami saya punya masalah gigi bungsu, namun tidak bisa ke dokter gigi sekarang karena harus menghemat."
Mariane Martin di lain sisi harus menunggu bertahun-tahun agar giginya yang sudah rusak dari kecil bisa diperbaiki.
Namun harga dan waktu tinggi di Australia membuatnya memilih untuk berobat ke dokter gigi di Thailand.
"Biaya perawatan di Australia terlalu mahal," katanya.
"Lebih murah jalan-jalan ke Thailand dan ke dokter di sana dari pada di sini."
Baca Juga: Dear Parents, Ini Keuntungan Mengajak Anak ke Dokter Gigi Sejak Dini!
Akhirnya, Mariane membenarkan giginya di Thailand.
"
"Saya perlu ke dokter gigi demi kepercayaan diri ... satu hal yang selalu kita bawa adalah senyum," ujarnya.
""Ketika tidak tersenyum, biasanya kita menjadi lebih tertutup, jadi ini yang berusaha saya ubah."
Juru bicara Kementerian Kesehatan dan Perawatan Lanjut Usia,Greg Hunt mengatakan Pemerintah "memahami pentingnya kesehatan mulut dan perannya dalam mendukung kesehatan warga secara umum".
Ia mengatakan walau negara bagian memiliki tanggung jawab utama dalam hal layanan gigi publik, mereka tengah bekerja sama dengan Pemerintah Federal untuk menyediakan opsi pembiayaan jangka panjang.