Jerman: Jalan Panjang Tinggalkan Pasifisme

Selasa, 03 Mei 2022 | 08:19 WIB
Jerman: Jalan Panjang Tinggalkan Pasifisme
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketika Scholz mengumumkan "perubahan era" di parlemen pada 27 Februari silam, tidak sedikit anggota parlemen yang terkejut dan kebingungan.

Keputusan sulit Tapi ketika kubu pasifis di Partai Hijau bisa beradaptasi dengan tuntutan mempersenjatai Ukraina, SPD sebaliknya kesulitan menyeragamkan sikap.

Terutama Rolf Mützenich selalu berupaya mengalihkan pembuatan keputusan ke arah yang berlainan.

"Saya kira, diskusi dalam beberapa hari terakhir punya kecenderungan militeristik yang masif," katanya baru-baru ini.

"Tidak ada jawaban yang mudah untuk pengiriman senjata berat ke Ukraina. Siapapun yang mengklaim sebaliknya, bertindak tanpa tanggungjawab."

Perilaku Olaf Scholz juga tidak memudahkan misi politiknya. Dalam beberapa pekan terakhir, sang kanselir terlihat semakin emosional, akibat derasnya tekanan internasional dan juga kritik dari koalisi sendiri. Ketika mayoritas kader SPD berusaha mengerem, koalisi pemerintahan Partai Hijau dan Partai Demokrat Liberal (FDP) sebaliknya mulai kehabisan sabar terhadap lambatnya keputusan Jerman.

Scholz berdiri di antara dua fron politik dan pemerintahan koalisi - yang dilantik dengan janji kesatuan sikap dan tindakan - tiba-tiba terlihat mulai retak. "Karena saya tidak lakukan apa yang kalian inginkan, saya menjadi pemimpin."

Oleh Ketua Komisi Pertahanan di Bundestag yang juga kader FDP, Agned-Maria Strack-Zimmermann, Scholz diklaim "berada di tempat yang salah pada waktu yang salah."

Dia sempat berkunjung ke Ukraina bersama ketua komisi urusan Eropa dan hubungan luar negeri belum lama ini.

Baca Juga: Jerman Mau Setop Impor Minyak Rusia, Polandia Beri Dukungan Penuh

Setelah lawatan itu, Strack-Zimmermann segera menuntut pengiriman senjata. Saat itu, Scholz menjawab dengan nada merendahkan, betapa "para laki-laki dan perempuan muda ini harus diingatkan, bahwa karena saya tidak melakukan apa yang kalian inginkan, maka saya memimpin." Kini, dengan keputusan bulat Bundestag, Scholz bisa bernafas lega.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI