"Mereka akan terus menaikkan suku bunga untuk membuat pengusaha berpikir dua kali soal investasi, soal mempekerjakan pegawai, dan bagaimanamembelanjakan uang," jelas Adelaide Timbrell.
"Mereka juga akan membuat konsumen berpikir dua kali dalam membelanjakan uangnya," tambahnya.
Menurut dia, kenaikan suku bunga ini bertujuan memperlambat efek spiral, di mana banyak orang membeli barang pada saat yang sama, menyebabkan harga barang tersebut menjadi jauh lebih mahal.
"Jadi RBA sebenarnya berusaha menaikkanbiaya pinjaman uang demi mengurangi laju kenaikan biaya hidup," jelas Adelaide.
Namun dalam jangka pendekkenaikan ini akan menjadi biaya hidup ganda bagi kreditur seperti Bashir Naim.
Dia mengambil berbagai pinjaman kredit awal tahun ini untuk membangun rumah baru bagi keluarganya di Sydney.
"Beberapa tahun terakhir, yang kita dengar hanyalah penurunan suku bunga. Pemerintah mendorong orang untuk membeli dan pasar perumahan berkembang pesat. Sekarang malah kebalikannya yang terjadi," katanya.
"
"Bagi kami, dengan biaya pembangunan rumah yang begitu tinggi, kenaikan ini tidak tepat," ucap Bashir.
"Baca Juga: Konsumen Makin Agresif, Pegawai Toko di Australia Gunakan Kamera Badan
Risiko resesi 'double-dip'
Bashir menyebut keluarganya harus mampu mengatasi kenaikan biaya, sehingga terpaksa mengurangi belanja yang tidak penting.