Satu dari Enam Warga Australia Alami Masalah Kerawanan Pangan di 2021

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 10 Mei 2022 | 12:26 WIB
Satu dari Enam Warga Australia Alami Masalah Kerawanan Pangan di 2021
Ilustrasi kekeringan. (Shutterstock)

Kathryn Hammond manajer di pusat komunitas tersebut mengatakan bantuan makanan sudah menjadi bagian penting dari layanan yang mereka lakukan selama dua tahun terakhir.

"Begitu banyak warga dengan kenaikan harga kebutuhan pokok memerlukan bantuan tambahan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka," kata Hammond kepada ABC.

Meningkatnya biaya hidup ini diperparah lagi dengan penutupan supermarket lokal di dekat tempat tinggal Annette Formosa, hal yang digambarkannya sebagai hal terburuk yang terjadi.

Supermarket IGA diTelopea ditutup bulan Januari 2021 karena keputusan komersialpemiliknya, dan karena itu untuk belanja roti, susu dan telur, Annette harus naik bus satu jam lamanya.

"

"Susah sekali karenanya. Untung sekali kami memiliki pusat komunitas," katanya.

"

Pengeluaran pertama yang dikurangi adalah makanan

Menurut Christina Pollard, pakar masalah prioritas kesehatan publik di Curtin University, ketika harga kebutuhan hidup meningkat, maka makanan adalah komoditas pertama yang akan kita kurangi.

"Kita masih harus membayar sewa rumah, mereka masih harus bekerja. Semua pengeluaran itu sudah tetap," kata DrPollard kepada ABC.

"Jadi pilihan mereka adalah mengurangi makanan, dan mencari bantuan makanan."

Baca Juga: Kecamatan Citeureup Bogor Masuk Zona Rawan Pangan

Dr Pollard mengatakan mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau membayar cicilan rumah yang terlalu tinggi dari kemampuan, adalah mereka yang paling mungkin menghadapi kerawanan pangan.

"Ini kadang adalah hal yang memalukan. jadi masalah kerawanan pangan ini tidak tampak jelas, tidak dilaporkan dan cenderung ditutupi," katanya.

Jadi apa solusi yang ada?

Dr Pollard mengatakan salah satu hal yang tidak banyak membantu adalah keberadaan lembaga sosial untuk memberi bantuan.

"Kita tidak mau seperti Kanada, di mana ada lebih banyak lembaga sosial penyedia bantuan makanan dibandingkan supermarket.

"Karena itu tidak menyelesaikan akar permasalahannya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI