Bagaimana Hubungan Filipina dengan AS dan China di Bawah Pemerintahan Bongbong?

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 11 Mei 2022 | 14:48 WIB
Bagaimana Hubungan Filipina dengan AS dan China di Bawah Pemerintahan Bongbong?
Calon Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dalam salah satu acara kampanye di Provinsi Ilocos Norte, 25 Maret 2022 lalu. [Ted Aljibe/AFP/Getty]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Sangat memprihatinkan mendengar orang-orang seusia saya tidak mengindahkan fakta yang ada.

"Mereka malah percaya dengan pemutarbalikkan sejarah dan kebohongan baru yang mereka lihat di YouTube, Facebook atau khususnya di TikTok."

Bagaimana kemungkinan kebijakan luar negeri Bongbong Marcos?

Beberapa pakar mengatakan alasan utama mengapa warga Filipina memilih Bongbong Marcos adalah karena mereka tidak mencari perubahan.

"Kami hanya memiliki informasi yang minim mengenai program dan rencana Marcos, tidak banyak informasi yang diungkapkan ke publik," kata Cleve Arguelles, akademisi dari De La Salle University.

"Namun dia berkampanye untuk melanjutkan kebijakan dan warisan dari presiden sekarang Duterte, jadi itu termasuk program pembangunan infrastruktur  'Build, Build, Build' dan juga mendekatkan Filipina lebih dekat lagi ke China. "

"

Semasa Duterte berkuasa, Filipina sudah semakin condong ke China, dengan kerja sama investasi yang lebih dekat.

Rodrigo Duterte juga berulang kali menyampaikan kecaman ke arah Amerika Serikat dan mengancam untuk menghentikan kerja sama militer yang sudah lama ada antar kedua negara.

Namun kebijakan luar negeri Duterte tidak banyak berpengaruh terhadap kepopulerannya di dalam negeri, di mana warga lebih mendukung kebijakan kerasnya terhadap para pedagang narkoba.

Baca Juga: Dinasti Pemimpin di Filipina: Mengapa Keluarga Marcos Begitu Kontroversial?

Dr Garcia mengatakan sejarah juga akan berperan dalam pendekatan Bongbong Marcos dengan Amerika Serikat.

"Kita bisa mengatakan bahwa Bongbong Marcos akan memikirkan kembali hubungan Amerika Serikat dengan Filipina," katanya.

"Di masanya Amerika Serikat pernah mendukung rejim diktator Presiden Marcos, namun akhirnya AS melihat adanya penantangan besar, dan kemudian rejim tumbang, kemudian AS mendukung Corazon Aquino, musuh berat keluarga Marcos."

"Saya kira Bongbong akan ingat dengan semua itu ketika dia mulai memikirkan kebijakan luar negeri Filipina.'

Media lokal juga melaporkan mengenai masih adanya perintah penangkapan terhadap Bongbong, dari kasus pengadilan di mana dia berusaha mengambil kembali kekayaan yang sebelumnya dicuri namun sekarang dikuasai negara.

Usaha mendapatkan kembali harta tersebut tidak pernah dikukuhkan sendiri oleh Marcos Junior namun besar kemungkinan dia tidak akan berusaha memperbaiki hubungan dengan AS dalam masa enam tahun kepresidenannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI