Laporan Ungkap Orang Uighur Dituduh Teroris Karena Larang Teman Nonton BF

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 18 Mei 2022 | 12:13 WIB
Laporan Ungkap Orang Uighur Dituduh Teroris Karena Larang Teman Nonton BF
Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) melakukan aksi teatrikal saat berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Republik Rakyat China, Kuningan, Jakarta, Kamis (25/3/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Di Australia, ada sekitar 3.000 orang Uighur dan setiap orang mengenal seseorang anggota keluarga, kerabat, teman sekolah atau guru mereka yang menghilang," katanya.

Seluruh populasi dianggap sebagai teroris

Daftar tersebut tidak mencakup orang Uighur dengan tuduhan kriminal biasa, seperti pembunuhan atau pencurian.

Sebaliknya, daftar ini berfokus pada pelanggaran terkait terorisme, ekstremisme agama, atau tuduhan lainnya yang biasanya dikenakan terhadap pembangkang politik. Misalnya tuduhan "memprovokasi keonaran" dan "memprovokasi masalah".

Artinya, jumlah sebenarnya orang yang dipenjara hampir pasti lebih tinggi.

Namun, dengan perkiraan konservatif, tingkat hukuman penjara di Konasheher 10 kali lebih tinggi daripada di Amerika Serikat.

Selain itu, jumlah ini 30 kali lebih tinggi daripada di China secara keseluruhan.

Pengamat masalah Xinjiang Darren Byler menjelaskan sebagian besar penangkapan dilakukan secara sewenang-wenang dan di luar hukum. Biasanya hanya karena seseorang memiliki kerabat yang tinggal di luar negeri atau karena mengunduh aplikasi ponsel tertentu.

Tindakan keras China dimulai pada tahun 2017, setelah serangkaian penusukan dan pemboman oleh militan Uighur.

Pemerintah China membela penahanan massal itu sebagai hal yang sah dan diperlukan untuk memerangi terorisme.

Baca Juga: Kesaksian Warga Muslim Uighur yang Disiksa China: Saya Diikat dan Dipukuli hingga Pingsan

Pada Desember 2019, pejabat Pemerintah Xinjiang mengatakan bahwa semua yang mereka gambarkan sebagai "peserta pelatihan" di "pusat pelatihan" dinyatakan telah "lulus".

Kunjungan wartawan Associated Press ke 14 lokasi kamp penahanan mengkonfirmasi bahwa tempat-tempat itu telah ditutup atau diubah menjadi fasilitas lain.

Namun, ketika kamp-kamp itu ditutup, penjara-penjara lain terus bertambah. Setidaknya beberapa lokasi kamp diubah menjadi pusat penahanan.

'Tuduhan ini tidak masuk akal'

Pakar hukum dari Universitas Yale Jeremy Daum mengatakan Pemerintah China menggunakan dalih hukum untuk mengalihkan kecaman dunia internasional.

Dikatakan, sifat rahasia dari setiap tuduhan terhadap orang Uighur yang dipenjara ini adalah menjadi indikator kuat.

Hampir 90 persen catatan kriminal di Xinjiang tidak dipublikasikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI