Profil Presiden Singapura, Dihujat Pendukung UAS dan Pernah Diancam Pro ISIS

Selasa, 24 Mei 2022 | 09:53 WIB
Profil Presiden Singapura, Dihujat Pendukung UAS dan Pernah Diancam Pro ISIS
Presiden Singapura Halimah Yacob menjadi pembicara dalam dialog bertajuk “Singapore and Indonesia: Strengthening Bridges and Progressing Together” di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (6/2/2020). - (Suara.com/Putu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Halimah Yacob hidup dari keluarga yang biasa-biasa saja. Makanya, ketika sudah tumbuh dewasa, ia mengusung misi untuk memberikan kesejahteraan di Singapura. Halimah Yacob mulai berpolitik pada tahun 2001.

Karir politik Halimah Yacob cukup luar biasa. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pengembangan Masyarakat, Pemuda dan Olahraga atau di Indonesia dikenal dengan Menpora. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga atau Mensos kalau di Indonesia.

Jabatan sebagai ketua parleman kemudian disandang Halimah Yacob pada 2013 lalu. Ia menjadi sosok wanita pertama yang menyandang status sebagai ketua parlemen.

Jabat Presiden

Halimah Yacob melenggang sebagai presiden tanpa lawan, karena calon lain terdiskualifikasi. Halimah Yacob pun menjadi kepala negara wanita keempat di Asia Tenggara setelah Corazon Aquino dan Gloria Macapagal Arroyo dari Filipina serta Megawati Soekarnoputri dari Indonesia.

Dalam Themuslim500, Halimah Yacob dianggap sebagai sosok yang memperkuat antaragama di Singapura dan mengakui semua pekerja yang berkontribusi pada pertumbuhan Singapura.

Di mata internasional, Halimah Yacob juga cukup kuat, karena kerap bertemu dengan para pemimpin dunia. 

Diancam Pendukung ISIS

Halimah Yacob sempat mendapat ancaman penggal kepala dari sosok pemuda yang Pro ISIS di Singapura. Ancaman itu datang pada September 2017 atau belum lama setelah ia menjabat sebagai Presiden Singapura.

Baca Juga: Pendeta Saifuddin Ejek UAS Pakai Sebutan Jin, Buya Yahya Pernah Ingatkan Jangan Hina Ulama

Karena baru berusia 15 tahun, pemuda Pro-ISIS itu tak ditahan dan mendapat bimbingan rutin dari Pemerintah Singapura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI