Di Kota Ende, Soekarno diasingkan bersama istrinya, Inggit Garnasih, beserta kedua anak angkatnya Ratna Djuami dan Kartika dan mertuanya yang bernama Ibu Amsi.
Di bawah pohon sukun di Ende, Soekarno merenung dan menggali pemikiran tentang dasar negara. Dan dari hasil perenungan tersebut lahirlah butir-butir pancasila.
Pemikiran tersebut lalu dikemukakan dan dirumuskan oleh Panita Sembilan menjadi Pancasila pada tahun 1945.
Pada akhir pengasingannya, 18 Oktober 1938 Soekarno dipindahkan dari Ende ke Bengkulu. Setelah Indonesia merdeka pada 1951, Soekarno mengunjungi kota Ende untuk pertama kalinya setelah menjadi Presiden.
Ende merupakan nama sebuah kabupaten yang ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Dan Ende pula menjadi nama ibu kota kabupaten tersebut.
Kota Ende merupakan kota penghubung antara bagian barat da timur flores. Kota ini memiliki wilayah yang cukup luas, yakni 2.046,60 km persegi dengan wilayah utara berbatasan dengan laut Flores dan timur dengan Kabupaten Sikka.
Sisi barat Kota Ende berbatasan dengan Kabupaten Ngada dan arah selatan berbatasan dengan Laut Suwu.
Jumlah penduduk Ende sekitar 273.555 orang dengan wilayah administrasi terdiri dari 16 kecamatan dan 211 desa, berdasarkan data dari laman Kabupaten Ende pada 2007.
Baca Juga: Puan Maharani: Pancasila Memuliakan Manusia, Mendamaikan Dunia
Berbagai tempat wisata terdapat di Kota Ende seperti Wisata Danau Kelimutu yang terletak di Puncak Gunung Kelimutu.