Teriakan dan tangis kesakitan remaja pria itu, serta darah yang terus menetes keluar dari luka yang dialaminya tak membuat para oknum petugas keamanan tersebut berhenti menyiksa.
"Iya, iya, ampun," ucap remaja itu berkali-kali di sela tangisannya. Sesekali ia juga mengaduh sambil melindungi kepalanya.
Video ini menuai pro dan kontra di kalangan warganet. Sebagian menyayangkan aksi keroyokan petugas keamanan ketika remaja itu mungkin bisa ditegur atau digertak saja agar tak mengulangi keisengannya lagi.
"Wah kalo cuma iseng pencet tombol lift ya ditegur aja.. jika ulang ya disikat... ini belum apa-apa udah kecap keluar dari hidung, berani keroyokan pengamannya," komentar warganet.
"Pak .. dia bukan maling.. bukan korupsi.. bukan kriminal.. kasih tau aja baik-baik bisa kan pak.. Jangan arogan gitu.." ujar warganet.
"Mungkin udah sering ngelakuin iseng mencetin tombol lift, pelaku udah bukan bocil loh, penghuni apartemen kalau mau pakai juga keganggu. Bocil yang suka pencetin bel aja pengen banget geplak kepalanya, ditegur diomelin tetep ngulang," kata warganet lain yang mencoba memahami dari sudut pandang para petugas keamanan yang marah tersebut.
"Laporin polisi lah, kekerasan ini! Main hakim sendiri eoh," timpal yang lainnya.
Video selengkapnya bisa disimak di sini.
Pelaku Main Hakim Sendiri Bisa Terjerat Pidana

Penyuluh Hukum BPSDM dan HAM Kemenkumham, Ali Usman, menegaskan bahwa aksi main hakim sendiri bisa dibawa ke jalur hukum oleh korban.