“Kami RSIA Santa Anna menyampaikan bahwa RSIA Santa Anna selalu mengedepankan keselamatan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna,” tulisnya lebih lanjut.
3. Menuai tanggapan Ernest Prakasa
Suara.com - Konten seorang tenaga kesehatan yang viral tersebut langsung mendapat perhatian luas. Warganet juga meluangkan waktu untuk mencari tahu di mana sang oknum nakes bekerja hingga terus memviralkan video aksi tak bertanggung jawab tersebut.
Termasuk yang ikut mendukung gerakan ini adalah Ernest Prakasa. Ernest mengajak publik untuk lebih peduli terhadap isu ini, sehingga tidak semakin banyak nakes meresahkan yang beredar di media sosial.
"Guys, ramaikan yuk. Mari kita hentikan ketololan ini," ajak Ernest, seperti dikutip Suara.com pada Kamis (2/6/2022).
4. Tanggapan anggota DPR
Kabarnya, anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay, meminta Kementerian Kesehatan untuk ikut merespons adanya keluhan masyarakat atas tindakan oknum tenaga kesehatan atau nakes kepada bayi-bayi yang baru lahir.
Saleh juga mengatakan dengan tegas bahwa tindakan oknum nakes tersebut jauh dari profesionalitas sehingga memang harus dilakukan tindakan.
Ia juga menyebut bahwa rumah sakit yang mempekerjakan nakes tersebut harus melakukan tindak lanjut terhadap ulah nakes. Saleh menyebut bahwa nakes tersebut harus dipanggil dan diberikan peringatan serta sanksi sesuai dengan yang telah ia perbuat.
Baca Juga: PPNI Pastikan Nakes Tempel Masker ke Bayi di RS Santa Anna Bukan Perawat
5. PPNI tegaskan bahwa oknum nakes bukan perawat anggota PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menegaskan seorang tenaga kesehatan perempuan yang viral menempelkan masker ke bayi di Rumah Sakit Ibu Anak Santa Anna Bandar Lampung, bukan perawat anggota PPNI.
"Yang di Lampung bukan perawat, tidak ada dalam daftar anggota PPNI," kata Ketua PPNI Harif Fadhillah saat dihubungi, Jumat (3/6/2022).
Meski begitu, Harif berjanji PPNI akan lebih mensosialisasikan kepada seluruh tenaga kesehatan baik yang sudah menjadi perawat atau masih berstatus mahasiswa agar paham etika ketika bermedia sosial.
"Kasus ini juga menjadi masukan bagi PPNI untuk mendorong penguatan pembelajaran etika, khususnya bermedia sosial sebagai bekal mereka setelah lulus," tutup Harif.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa