Sejarah Hajar Aswad, Batu yang Diyakini Berasal dari Surga dan Beraroma Unik

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 22 Juni 2022 | 13:41 WIB
Sejarah Hajar Aswad, Batu yang Diyakini Berasal dari Surga dan Beraroma Unik
Hajar Aswad di Kabah Mekkah foto corak warnanya terungkap jelas [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

2. Hajar Aswad memiliki aroma yang unik

Batu yang ditemukan Ismail ini, diyakini umat Islam sebagai batu yang dibawa Nabi Adam dari surga ke dunia.

Dahulu kala, batu ini berwarna putih dan bersinar terang menyinari Jazirah Arab, namun seirng waktu sinarnya meredup dan warnanya berubah menjadi hitam.

Batu ini memiliki aroma unik dan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Batu ini kini berada di sisi luar Kakbah untuk memudahkan sesorang menciumnya.

Dan mencium Hajar Aswad di Kakbah merupakan sunnah Nabi Muhammad, karena beliau selalu menciumnya setiap saat melakukan tawaf.

3. Hajar Aswad pernah dicuri dan hilang

Sepanjang sejarah Islam, Hajar Aswad pernah mengalami beberapa peristiwa. Salah satunya batu ini pernah hilang dan pecah.

Hingga Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf , Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi dalam situsnya memberikan detail sejarah peletakan kembali Hajar Aswad.

Zaman Bani Bakar bin Abdi Manaf bin Ghaisyan bin Khaza’ah mengusir keturunan Jurhum dari wilayah Makkah.

Baca Juga: Lebih Separuh Jemaah Haji Indonesia Sudah Berada di Mekkah

Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi membawa serta dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur Zamzam, seterusnya mereka berangkat menuju Yaman.

Akhirnya ada seorang wanita dari Bani Khaza’ah memberitahukan pada kaumnya, bahwa dia melihat kaum Jurhum meletakkan Hajar Aswad dalam sumur.

Kemudian batu itu ditemukan, dan diletakkan kembali ditempatnya. Hal ini terjadi sebelum pembangunan yang dilakukan oleh Qhusyay bin Kilab.

Pada masa Rasullullah berusia 30 tahun ketika beliau belum diangkat menjadi Rasul, Kakbah pernah direnovasi setelah peristiwa banjir yang terjadi di kota Makkah.

Ketika peletakan Hajar Aswad, suku Quraisy pernah berselisih untuk memperbutkan siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad.

Perselisihan ini sempat menimbulkan pertumpahan darah, namun dapat diselesaikan dengan kesepakatan dan menunjuk Nabi Muhhamad sebagai kesepakatan dari hakim pengadilan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI