5 Fakta Sri Lanka Bangkrut, Berbulan-bulan Tak Ada Persediaan Makanan

Kamis, 23 Juni 2022 | 16:15 WIB
5 Fakta Sri Lanka Bangkrut, Berbulan-bulan Tak Ada Persediaan Makanan
Demo warga akibat krisis ekonomi di Sri Lanka. (foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

3. Sektor pariwisata Sri Lanka menurut akibat pandemi

Selain karena utang, kebangkrutan Sri Lanka juga dipicu oleh terpuruknya sektor pariwisata negara tersebut akibat dihantam badai pandemi Covid-19.

Tak sedikit fasilitas umum di Sri Lanka terpaksa harus ditutup oleh pemerintah, seperti sekolah dan juga kantor lembaga pemerintahan, akibat sumber devisa dari sektor pariwisata menurun selama pandemi.

Hal ini tentunya berpengaruh pada pendapatan negara tersebut.

4. Kekurangan makanan dan bahan bakar selama berbulan-bulan

Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengungkapkan jika saat ini negaranya dalam keadaan di titik terendah, bahkan kekurangan makan, bahan bakar serta listrik selama berbulan-bulan.

Kepada parlemen, Ranil mengatakan jika negaranya telah menghadapi masalah yang serius bahkan tidak dapat membeli bahan bakar impor karena hutang besar yang berasal dari perusahaan minyaknya.

5. Warga demo di jalanan akibat harga melambung tinggi

Sri Lanka gagal membayar bunga hutang pada 2022, sehingga merusak kepercayaan investor. Ini membuat Sri Lanka lebih sulit meminjam uang di pasar internasional dan mengancam nilai mata uangnya.

Baca Juga: Dibebani Utang Menggunung, Ekonomi Sri Lanka Ambruk Total

Berbulan-bulan Sri Lanka kekurangan mata uang asing untuk membeli semua yang dibutuhkannya dari luar negeri sehingga mereka kekurangan bahan makanan dan bahan bakar yang menyebabkan harga melambung tinggi.

Adanya pemadaman listrik dan kurangnya obat-obatan telah membawa sistem kesehatan Sri Lanka ke ambang kehancuran.

Sejak April 2022, banyak warga Sri Lanka melakukan prtes di jalan-jalan ibukota Sri Lanka, Kolombo hingga menyebar ke seluruh pulau.

Pemerintah justru menyalahkan pandemi Covid yang mempengaruhi perdagangan turis di Sri Lanka. Karena pendapatan uang asing terbesar Sri Lanka dari sektor pariwisata.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI