Suara.com - Banyak produk olahan lokal dipamerkan di Sherpa G20. Kini seorang perempuan berusia 47 tahun, Lieta Isomortana ikut memamerkan khasiat kelor kepada para delegasi G20 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berlangsung sejak 10-13 Juli 2022.
Lieta Isomortana pamerkan potensi kelor atau marungga (Moringa oleifera L) dari Flores.
Dia adalah pendiri New Eden Moringa.
Kisahnya dimulai saat Lieta Isomortana telah rajin mengonsumsi kelor sejak tinggal di Australia.
Dia pun memutuskan untuk menciptakan produk olahan kelor dari NTT pada 2019 ketika pindah ke Labuan Bajo.
Dia mencoba peruntungan dengan mengolah kelor menjadi bubuk seperti yang pernah dia gunakan di Australia. Tak sendiri, Lieta mengajak pula para ibu dari Labuan Bajo untuk mengolah kelor.
Keberuntungan berpihak padanya. Kini Lieta memiliki merek New Eden Moringa yang merupakan produk olahan daun kelor dari para petani Flores.
Kelor pun diolah menjadi bubuk teh, kopi, hingga garam. Produknya itu telah dikirim hingga ke 15 negara.
Melalui kegiatan Sherpa G20, Lieta berharap produknya semakin dikenal.
Baca Juga: Sasando Unjuk Gigi Dalam Ajang Spouse Program Pertemuan Kedua Sherpa G20
"Saya berharap lebih banyak negara yang mengenal kelor NTT, sehingga pangsa pasar di luar negeri pun makin bertambah," ujar Lieta di Labuan Bajo, Rabu.
Kelor merupakan sumber pangan fungsional yang mengandung nutrisi dan senyawa bio-aktif tinggi.
Terdapat dua jenis kelor di NTT yakni kelor hijau dan merah yang telah terdaftar di Pusat Perlindungan dan Pendaftaran Varietas Tanaman pada tahun 2019.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT juga menargetkan mengekspor daun kelor sebanyak 1.000 ton per tahun ke Afrika.
Daun kelor dipercaya banyak orang sebagai bahan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Daun itu digunakan sebagai sayur pendamping makanan sehari-hari dan diolah untuk pengobatan herbal.
Tak hanya itu, kelor di Indonesia juga digunakan untuk teh hingga bahan kapsul pengobatan.