Selama 40 hari sejak ditanami, para ibu bertugas bergantian menjaga sawi dan selada agar aman.
“Alhamdulillah kita bisa sampai panen,” kata Pak RT Abdal.
Di panen perdana ini, seluruh hasil panen dibagi-bagikan kepada warga.
Abdal mengatakan tujuannya agar warga merasakan dulu hasil jerih payah secara langsung dan merasakan manisnya panen sehingga berikutnya kembali bersemangat untuk menanam.
Ke depannya nanti, sayur produksi Rosela akan dijual. Melihat dari penampilan dan kualitasnya, warga percaya sawi dan selada itu bisa dipajang di rak pasar swalayan besar, atau mungkin langsung diborong rumah makan, hotel, atau restoran. (Antara)