“Yeshiva itu sekolah untuk menjdi rabi, hanya ada di Israel atau di New York, Amerika Serikat. Belum ada orang Yahudi Indonesia yang belajar di sana.”
Selain itu, untuk memotong ayam, tata cara Yahudi harus menggunakan pisau khusus. Jadi sekali gesekan leher ayam langsung putus. Dalam kepercayaan Yudaisme, binatang yang disembelih jangan sampai merasakan sakit.
“Hampir sama seperti hukum Islam, dalam menyembelih binatang tidak boleh sampai kesakitan, maka penyembelihan memakai pisau paling tajam,” kata Eli.
Kalau daging sapi kosher, karena susah melakukan ritual pemotongan secara terbuka, Eli dan sesamanya mengimpor dari Singapura. Tapi sebenarnya, daging sapi itu dipotong oleh rabi di Australia.
Bahkan untuk ikan pun tidak semuanya kosher. Khusus untuk ikan, yang bisa menilai kosher atau tidak, hanya rabi.
Kalau sayur-sayuran atau apa pun yang boleh dimakan dan berasal dari tanah, semisal sayuran dan buah-buahan dianggap kosher, halal.
“Jadi ya kalau persediaan daging kosher habis, paling aman makan gado-gadi, pecel, atau rujak, karena pasti kosher,” kata Eli.
Banyak Artis Indonesia Yahudi
ELI mengatakan, keturunan Yahudi di Indonesia yang terdata pada lembaganya ada sekitar 2.000 orang. Eli merupakan pendiri Yayasan Eits Chaim Indonesia (YECI).
Baca Juga: Jalan Sunyi Agama Baha'i
“Semua Yahudi ortodoks atau berbeda mazhab begitu mbak?” tanya saya.
“Tidak semua menganut Yahudi ortodoks. Ada yang Islam, Kristen, Katolik, dan lainnya. Orang keturunan di Indonesia yang menganut Yahudi ortodoks cuma 200 orang.”
Menurut data YECI, mayoritas Yahudi di Indonesia adalah keturunan dari negara-negara Islam seperti dari Irak, Afganistan dan Yaman.
Mereka berasal dari beragam profesi dan latar belakang. Bahkan, tak sedikit artis dan sosok populer yang berdarah Yahudi.
Salah satunya adalah musikus yang kekinian banting setir menjadi pengurut partai politik besar. Tapi, orang tersebut beragama Islam.
Selain itu, ada pula pengusaha jam mewah yang menjadi suami dari artis penyanyi beken Indonesia.