“Alhamdulilah tanpa diminta banyak orang yang nyumbang. Dari siapa-siapa saya juga enggak tahu. Ada beras, pisang, tempe, tahu dan sebagainya. Di tengah kesusahan kita masih banyak orang baik yang mau datang untuk menolong,” kenang Puan.
Para simpatisan pendukung Megawati itu terus berkumpul di rumah Kebagusan sampai situasi politik yang memanas mulai mereda. Puan yang kala itu kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, mengaku sempat kesulitan untuk kuliah.
"Saya masih kuliah waktu itu mau keluar rumah aja susah," katanya.
Terlepas dari itu, Puan tetap membantu perjuangan ibunya dengan sekuat tenaga, namun tetap bertanggungjawab dengan pendidikan yang dijalaninya.
Terakhir, Puan hanya menyebut peristiwa Kudatuli itu memiliki peran besar dalam menggembleng dan membentuk dirinya hingga sekarang bisa terjun di dunia politik dan menjadi Ketua DPR.
"Kalau orang yang enggak tau dipikir Puan itu enak aja, enggak pernah susah hidupnya, cucunya Soekarno anaknya Megawati, dua-duanya pernah jadi presiden. Tapi ini sekelumit cerita yang orang juga banyak tidak tahu," tandasnya.