Minta Tempat Beribadah di Monash University Diperbaiki, Salat Berjemaah Digelar di Luar

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 28 Juli 2022 | 14:46 WIB
Minta Tempat Beribadah di Monash University Diperbaiki, Salat Berjemaah Digelar di Luar
Ilustrasi salat sunnah. (Pexel.com/Michael Burrows)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Begitu pula dengan kampus Monash di Parkville dengan ruang ibadah serta kampus Peninsula dengan fasilitas yang disebut 'quiet room'.

"Kami telah sering bertemu dengan pihak universitas mengenai hal ini, namun belum ada penyelesaian," kata Fatima.

Ia menyebut para mahasiswa khawatir dengan kondisi membludak tersebut dan mereka sendiri yang harus membersihkannya.

"Kemarin kami mendapati kebocoran atap yang menyebabkan lantai di bagian perempuan tergenang," kata Fatima.

'Tersentuh suara azan'

Pada hari Rabu, ketika MUIS menggelar acara 'barbeque', mereka memutuskan untuk melaksanakan salat Zuhur berjamaah di lapangan terbuka, tepat di depan kantor Rektor Monash University.

"Ini sebenarnya acara penyambutan anggota baru MUIS yang dibarengi dengan salat berjamaah," ujar Ulil yang hadir dalam kegiatan ini.

"Sekalian menunjukkan banyak warga kampus yang butuh ruang untuk beribadah," katanya.

Ulil mengatakan tidak setuju bila salat berjemaah di lapangan terbuka disebut sebagai aksi protes dan harus dilakukan berkali-kali, karena menurut dia, hal itu sudah terkesan sebagai demonstrasi.

"Saya salut dengan imam salat yang meminta jemaah untuk meluruskan niatnya, melaksanakan salat semata-mata karena Allah SWT, bukan dengan tujuan lain," katanya.

Baca Juga: Prajurit Kopassus Bertanya Hukum Salat yang Terlewat karena Latihan, Ini Jawaban Cerdas Gus Baha

"

"Seorang teman PhD saya mengaku sangat tersentuh mendengar suara azan dikumandangkan dengan pembesar suara di tengah kampus," jelas Ulil.

"

Rektorat akui adanya permasalahan

Wakil presiden senior Monash University, Sharon Pickering, menegaskan rektorat tidak mengabaikan kebutuhan mahasiswa dan staf Muslim.

"Kami telah berupaya mencari berbagai pilihan dan mengajak para mahasiswa mendiskusikan pilihan tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka," katanya kepada ABC Radio.

Dia mengatakan pihak rektorat bertemu dengan para mahasiswa pekan lalu, tapi mengakui memang belum ada opsi yang layak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI