Keluarga Pekerja Migran yang Dipekerjakan Secara Gelap di Kamboja Berharap Dapat Segera Bertemu Mereka

Senin, 01 Agustus 2022 | 21:27 WIB
Keluarga Pekerja Migran yang Dipekerjakan Secara Gelap di Kamboja Berharap Dapat Segera Bertemu Mereka
Ilustrasi pekerja migran ANTARA/HO-KJRI Kuching/am.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga pekerja migran yang dipekerjakan secara gelap di Kamboja berharap dapat segera bertemu kembali dengan mereka.

Yanto seorang kakak yang adiknya bekerja di Kamboja dan Irma seorang istri yang suaminya juga dikirim ke negara itu amat merindukan mereka dan berharap segera mendapatkan kabar baik.

Yang paling ditakutkan Yanto ialah adiknya menjadi salah satu korban penyiksaan di sana, seperti banyak diceritakan media.  

Dia menaruh harapan kepada pemerintah Indonesia untuk "segera membantu memulangkan adik saya."

"Kami keluarga semua di sini sudah khawatir cemas, takut karena adik saya mendapat siksaan di sana (Kamboja)."

Yanto menyampaikan harapannya saat dihadirkan dalam jumpa pers yang diselenggarakan Migran Care, Senin (1/8/2022).

Kabar terakhir yang didapatkan Yanto, adiknya sudah diberhentikan dari perusahaan tempatnya bekerja karena dianggap melakukan pelanggaran, seperti sakit dan tertidur saat bekerja karena kelelahan.

"Adik saya mendapatkan penyekapan," kata Yanto.

Dia juga mendapatkan kabar dua hari pertama bekerja di Kamboja, adiknya tak mendapatkan makan. Kemudian di hari ketiga, hanya mendapatkan makanan satu kali dalam sehari. Di hari keempat, Yanto baru diperbolehkan berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia.

Baca Juga: Fakta Baru TKI Korban TPPO di Kamboja: Mereka Dipukuli, Disetrum, hingga Kuku Berdarah

"Jadi setelah hari ketiga, adik saya baru diperbolehkan berkomunikasi dengan kita, setelah pihak sana menghubungi saya. Jadi saya disuruh untuk mau bilang adik saya bahwasanya kerjalah betul-betul," kata Yanto.

Dari komunikasi itu pula Yanto mengetahui adiknya diperkerjakan secara tidak manusiawi.

"Sementara adik saya sudah tidak kuat dengan seperti itu dan ditambah jam kerja yang tidak masuk akal, tidak ada perjanjian-perjanjian tentang berapa gaji dan segala macam dan dia juga bilang bahwasannya dia akan bisa diperjualbelikan ke mana-mana adik saya tersebut," katanya.

Kekhawatiran yang sama dirasakan Irma, istri dari pekerja migran yang sampai sekarang belum pulang ke Indonesia.

"Saya berharap akan adanya tindakan penjemputan suami beserta sepupu dan teman-temannya di sana. Karena saat ini belum ada penjemputan untuk mereka. Saya sudah melapor ke kementerian, KBRI. Laporan saya sudah diterima," kata Irma.

Irma mendapatkan kabar adanya praktik penyiksaan dan ancaman dari pekerja migran yang baru dipulangkan ke Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI