Kepala BSSN Tak Punya Background IT dan Olok-Olok Publik Terhadap Pengetahuan Teknologi Hinsa Siburian

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 14 September 2022 | 15:42 WIB
Kepala BSSN Tak Punya Background IT dan Olok-Olok Publik Terhadap Pengetahuan Teknologi Hinsa Siburian
Kepala BSSN Hinsa Siburian, pada Selasa (13/9/2022) mengatakan serangan siber Bjorka tergolong intensitas rendah. [Antara]

"Nanti dijelaskan nanti dijelaskan. Bilang aja sebetulnya anda ga ngerti susah amat pak," timpal @Adan***.

"Hah? Ditanya apa, jawabnya apa? Si bapak ini punya ilmunya nggak sih?" tutur @ragi***.

Jika ditilik dari biodatanya, Hinsa Siburian memang punya rekam jejak panjang di dunia militer. Gelar lengkapnya adalah Mayjen TNI (Purn) Dr. Djoko Setiadi, M.Si. Selepas SMA, Hinsa Siburian langsung melanjutkan pendidikan militer di Akabri tahun 1986 dan menjadi lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa.

Sejak Oktober tahun 1986, ia sudah menerima jabatan di dunia militer dari pangkat Letnan Dua hingga jadi Letnan Jenderal sampai tahun 2017. Ia bahkan menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat di tahun 2017.

Setelah 31 tahun berkecimpung di dunia militer, barulah ia masuk ke jabatan sipil dan strategis sebagai KomisarisFreeport Indonesia (2018) lalu diangkat sebagai Kepala BSSN sejak tahun 2019.

Publik Diminta Tenang Hadapi Aksi Bjorka, Kepala BSSN: Konsekuensi Dunia Digital

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian kembali meminta publik untuk tidak resah terkait insiden-insiden pembocoran data-data pribadi masyarakat termasuk para pejabat pemerintahan di internet yang marak belakangan ini.

Kepala BSSN, dalam jumpa pers di Kantor BSSN, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/9/2022) mengatakan bahwa kebocoran data yang dialami beberapa waktu terakhir adalah konsekuensi hidup di tengah dunia digital.

"Memang itulah konsekuensi kita hidup di dunia digital. Informasi bisa masuk dan cepat ke masyarakat," kata Hinsa.

Baca Juga: Asal Muasal Petualangan Bjorka hingga Acak-acak Data Pejabat, Kini Identitas Mulai Terungkap?

Hinsa meminta publik untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang disebar peretas di internet, tetapi belajar mengonfirmasi informasi yang benar.

"Saya kira publik akan semakin cerdas, semakin terbiasa menilai informasi," lanjut dia.

Hinsa kemudian membahas tentang peretas Bjorka yang sedang naik daun di Indonesia karena menjual data dan membocorkan data-data pribadi pejabat publik di internet.

"Masalah Bjorka yang ramai tentu karena ini kan media sosial untuk menyampaikan informasi-informasi. Teman-teman sudah tahu apa saja yang disampaikan, sepertinya beruntun," ungkapnya.

"Fenomena ini tetap kami ikuti, satu berita ke berita lain, satu pejabat ke pejabat lain. Tentu kami bersama-sama dengan aparat terkait, khususnya Bareskrim Polri, kami juga berkoordinasi terus untuk mendapatkan (informasi itu)," sambung Hinsa.

Baca artikel selengkapnya, klik di sini!

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI