"Setahu saya, beliau tidak pernah lagi naik gunung. Jadi turun gunungnya Pak SBY sudah lama dan berulang kali," cibirnya.
Di lain tempat, bahkan Hasto buka-bukaan mengklaim bahwa pemilihan presiden tahun 2009 lah yang penuh kecurangan.
"Sumber dana [pemilu] diduga dari Century, kita masih ingat bagaimana pembobolan bank tersebut," ujar Hasto.
Menurut Hasto, setidaknya telah digunakan USD 2 milar untuk kepentingan pemilu. Kemudian dia juga menyebutkan adanya penyusutan agensi partai ke KPU, oknum aparat negara, dan lain sebagainya.
![Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengemukakan, menaikan harga BBM bersubsidi akan menjadi opsi terakhir Pemerintahan Jokowi. [Suara.com/Bagaskara]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/09/02/20057-sekjen-pdip-hasto-kristiyanto.jpg)
"Dari rancangan pemenangan, gambaran tim kampanye dan model operasi khusus yang dijalankan serta fakta-fakta yang bermunculan akhir ini menunjukkan kenaikan suara Partai Demokrat sebesar 300 persen merupakan bentuk kerja kecurangan pemilu," ungkap Hasto.
"Jadi mohon maaf Pak SBY, kecurangan itu justru terjadi pada periode, bapak bukan Jokowi," tambahnya.
Menanggapi kicauan Hasto, Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra membantah pernyataan sambil menyinggung kasus kader PDIP Harun Masiku.
Menurutnya, Hasto tak seharusnya mengada-ada dengan menuding Pemilu 2009 telah terjadi banyak kecurangan. Herzaky membantah ada kecurangan terutana soal Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Pemilu 2009.
"Lagipula, publik kan tahu kalau di pemilu 2019 lalu, ada komisioner KPU yang ditangkap karena kasus suap. Kan, salah satu pelakunya kader partainya Bang Hasto, Harun Masiku, yang sudah buron 1.000 hari lebih. Tidak ada cerita seperti itu di Pemilu 2009," tuturnya.