Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Papua, Novianti Slastono mengatakan Lukas ditetapkan sebagai imigran ilegal oleh Pihak Papua Nugini. Ia pun dideportasi ke Papua.
Stefanus Roy Rening menjelaskan kejadian tersebut dalam program ROSI bahwa saat itu Lukas Enembe sedang sakit dan akan melakukan pengurutan.
"Jadi ceritanya begini, ada orang yang menjelaskan bahwa bapak sakit, diurut. Jadi bapak urut (di Papua Nugini)," jelasnya.
Tindakan Lukas Enembe saat itu dinilai salah dan menuai kontroversi karena ia dianggap menyeberang lintas batas negara tanpa menggunakan paspor lalu dilakukan deportasi setelahnya.
3. Carter Batik Air untuk Kepentingan Pribadi
Gubernur Papua Lukas Enembe dievakuasi ke Jakarta dengan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan PK-LWB. Penumpang berjumlah 10 orang ditambah kru. Hal ini selaras dengan pernyataan Kepala Karantina Kesehatan Pelabuhan Jayapura Harold Pical.
Evakuasi tersebut dilakukan lantaran kondisi kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe. Namun Pical tidak tahu penyakit apa yang diderita Enembe.
Roy Rening mengklarifikasi bahwa saat itu Lukas Enembe menggunakan uang operasional gubernur untuk menyewa pesawat Batik Air.
"Waktu itu bapak dianggap sudah berat sekali, tidak ada penerbangan malam. Akhirnya stafnya bagaimana biar bapak supaya cepat terbang, jadi mereka mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan Lukas Enembe. Dia Gubernur Papua lho, masa mau sewa pesawat aja nggak bisa?" ujar pengacara.
"Dana operasional yang dia pakai. Tentunya pasti itu, tidak mungkin dana lain," lanjutnya.